Pemesanan senjata negara-negara Arab ke Rusia mencapai sekitar 20 persen dari total ekspor senjata negara tersebut.
“Kami telah menandatangani sejumlah kesepakatan, portofolio pesanan persenjataan Rusia dari negara-negara di kawasan ini sebesar US$ 8 miliar [ sekitar Rp108 triliun],” kata CEO Rosoboronexport, Alexander Mikheev kepada Rossiya 24 Rabu 15 November 2017.
Menurutnya Bahrain, Mesir, Maroko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Tunisia tertarik dengan produk Rusia di bidang ini.
Pernyataan tersebut dikeluarkan sebulan setelah Rusia menandatangani sejumlah kontrak senjata tengara dengan Riyadh, menyusul pembicaraan Presiden Vladimir Putin dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Kontrak tersebut mencakup pasokan sistem rudal anti-pesawat S-400, serta sistem rudal anti-tank Kornet-EM, TOS-1A “Buratino” heavy flame systems, peluncur granat AGS-30 dan senapan serbu Kalashnikov AK-103.
Selain itu, kedua negara menandatangani kontrak untuk mengatur produksi senjata Kalashnikov AK-103 dan amunisi untuk mereka di Arab Saudi.
Pada saat yang sama, Wakil Direktur Jenderal perusahaan pengekspor senjata Rusia menyatakan harapannya bahwa Komandan Penjaga Kerajaan Bahrain, Pangeran Nasser bin Hamad Al Khalifa akan segera mengunjungi Rusia untuk membahas pasokan perangkat keras militer saat Bahrain sebelumnya mengumumkan perundingan dengan Moskow terkait pasokan S-400.