Jejak Senjata Pesawat Tempur, dari Peluru Hingga Rudal Homing
Su-35/Sputnik

Jejak Senjata Pesawat Tempur, dari Peluru Hingga Rudal Homing

F-15_firing_AIM-7Ms

Jerman menciptakan jet pencegat khusus Nutter yang tidak memiliki senjata mesin sama sekali. Pesawat ini seharusnya menghancurkan pembom US dengan beberapa peluncuran rudal terarah. Akurasi mereka sangat rendah. Hingga kemudian insinyur militer Jerman, mulai bekerja pada pembangunan rudal dipandu.

Radio dan wire mengendalikan rudal diciptakan. Yang terakhir seharusnya digunakan melawan benteng terbang AS, tetapi, untungnya bagi sekutu, Jerman tidak memiliki cukup waktu selama perang untuk mewujdukannya.

Amerika Serikat juga bekerja pada penciptaan rudal untuk pesawat terbang selama Perang Dunia II, namun tidak satupun dari model-model disahkan menjadi layanan selama perang berlangsung. Inggris adalah negara pertama yang memasukkan layanan rudal udara ke udara dipandu pada tahun 1955.

Setahun itu, tiga rudal yang diadopsi oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pertempuran udara pertama dengan penggunaan peluru kendali berlangsung pada 24 September, 1958, ketika pesawat tempur F-86 Taiwan memecat AIM-9B Sidewinder menembak jatuh MiG-15 China.

Rudal dengan sistem bimbingan pencari panas yang paling banyak digunakan. Inti dari teknologi terletak pada kemampuan rudal untuk “melihat” radiasi termal pesawat. Satu-satunya cara melarikan diri dari rudal adalah dengan melakukan manuver ke arah matahari atau menjatuhkan flare umpan untuk mengubah arah rudal.

Setelah itu, sistem bimbingan lainnya dikembangkan. Sistem bimbingan radio terbukti tidak efisien karena pilot musuh bisa menggunakan radiointerference untuk melarikan diri dari rudal dipandu radio.

Kemudian muncullah rudal dengan bimbingan infra-merah dapat merasakan gesekan tubuh pesawat terhadap udara. Sementara rudal dengan homing radar mampu menghantam target dengan diameter sepuluh meter dengan diameter akurasi dari 0,8-0,9