Pejabat diplomatik Korea Utara yang tersebar di Eropa dan Rusia secara diam-diam telah menemui diplomat Amerika untuk mendapatkan wawasan tentang presiden Amerika Donald Trump yang mereka nilai merupakan presiden Amerika paling militeristik. Para diplomat Korea Utara ini juga benar-benar ingin tahu apakah Donald Trump itu gila atau waras.
“Mereka ingin tahu apakah dia gila, atau ini hanya masalah sikap,” kata Suzanne DiMaggio, seorang ahli kebijakan luar negeri Amerika yang melakukan dialog dengan pejabat Korea Utara, mengatakan kepada Politico dan dikutip Business Insider Senin 13 November 2017.
“Mereka benar-benar ingin tahu apa kelebihannya. Mereka mengikuti berita dengan sangat dekat, mereka menonton CNN 24 jam tujuh hari, mereka membaca tweet dan hal lainnya, “kata DiMaggio.
DiMaggio menjadi salah satu dari beberapa warga Amerika lainnya yang dipertanyakan oleh pejabat Korea Utara tentang Trump.
Pak Song Il, pejabat Korea Utara yang bertugas menafsirkan pernyataan politik, pernyataan, dan militer Amerika Serikat, mengatakan kepada Evan Osnos dari New Yorker saat melakukan perjalanan ke Pyongyang bahwa Trump melemparkan pernyataan yang berputar-putar.
“Ketika dia berbicara, saya harus mencari tahu apa maksudnya, dan langkah selanjutnya,” kata Pak. “Ini sangat sulit.”
“Dia mungkin tidak rasional – atau terlalu pintar. Kami tidak tahu, “kata Pak.
Seorang analis GOP yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Anna Fifield dari The Washington Post kekhawatiran nomor satu Korea Utara adalah Trump dan. “Mereka tidak bisa menemukannya.”
Seperti dilaporkan Trump terus bersuara keras tentang program nuklir Korea Utara. Selain itu pemimpin ini juga membuat banyak keputusan kontroversial serta menantang perang hanyak negara. Salah satunya dengan memutuskan kesepakatan nuklir Iran.
DiMaggio menyesalkan bahwa keputusan administrasi Trump untuk memutuskan kesepakatan Iran karena merugikan kredibilitas Amerka dalam membuat kesepakatan dengan Korea Utara dan bahwa pernyataan Trump yang seringkali kontradiktif membingungkan Pyongyang sampai-sampai tidak dapat bertindak.
Tapi jawaban yang dicari orang Korea Utara tidak bisa didapat. Karena hanya Trump yang bisa memahami kalimatnya sendiri dan dia sendiri terombang-ambing dengan liar oleh pendapatnya sendiri. Trump menentang usaha Menteri Luar Negeri Rex Tillerson untuk berbicara dengan Korea Utara dan menyebutnya membuang-buang waktu.
Setelah berbulan-bulan ancaman untuk “menghancurkan secara total” Korea Utara dengan “fire and fury,” Trump pada hari Sabtu men-tweet dengan mengatakan kenapa Kim menghinanya sebagai orang tua sementara dia tidak pernah memangil pemimpin Korea Utara itu dengan sebutan pendek dan gemuk.