Kalau punya uang banyak itu mau ngapain saja juga bisa. Uni Emirat Arab contohnya. Negara kaya raya ini seperti jor-joran membelanjakan uangnya untuk memperkuat senjatanya.
Setelah dikabarkan memburu jet tempur Su-35 dan F-35, negara teluk tersebut juga sepakat untuk kan membayar Lockheed Martin Corp (LMT.N) 6 miliar dirham atau sekitar Rp22 triliun untuk meng-upgrade 80 jet tempur F-16 mereka.
Hal tersebut disampaikan Mayor Jenderal Abdullah Al Sayed Al Hashemi, Kepala Komite Militer dan Juru Bucara Angkatan Bersenjata UEA dalam sebuah konferensi pers di Dubai Airshow.
Jumlah ini bahkan melebihi anggaran Indonesia untuk membeli 11 jet tempur Su-35 baru yang dianggarkan sekitar Rp15 triliun. Dengan angka tersebut berarti satu jet tempur akan menghabiskan sekitar Rp275 miliar.
Bukan itu saja Kementerian tersebut juga mengumumkan kesepakatan lainnya, termasuk 66 juta dirham atau sekitar Rp243 triliun untuk perusahaan OTNA INC yang berbasis di Amerika guna guna mensplai amunisi Blu-109 dan 35 juta dirham atau sekitar Rp125 triliun dengan Thales Communications and Security SAS (TCFP.PA) untuk mengamankan komunikasi pertahanan.
UAE juga tertarik pada jet tempur generasi kelima dengan pilihan pada F-35 milik Lockheed Martin, yang merupakan satu-satunya jet buatan Barat yang sepenuhnya memenuhi persyaratan tersebut. Amerika mengakui telah memulai pembicaraan tentang penjualan jet tempur F-35, sesuatu yang selalu ditolak ketika era Barack Obama dengan alasan untuk menjaga keunggulan militer Israel dibandingkan tetangganya di Timur Tengah.
Al Hashemi mengatakan dia optimis bahwa UEA akan bisa membeli F-35 dalam waktu dekat. “Ini adalah jet yang bagus,” katanya, menolak memberikan rincian pembicaraan dengan pemerintah A.S.
Sementara Ishaq Saleh al Baloushi, Direktur Eeksekutif Industri Pertahanan dan Pengembangan Kemampuan di Kementerian Pertahanan UEA mengatakan negaranya juga telah melakukan pembicaraan dengan Rusia untuk membeli puluhan jet tempur Sukhoi.
Negara Teluk yang kaya raya itu pun juga menganalisa Eurofighter Typhoon dan jet tempur Dassault Rafale Prancis selama bertahun-tahun, meskipun kesepakatan untuk dua jet tempur tersebut tidak pernah tercapai. “Tidak ada yang selesai, kita berbicara dengan semua. Tim teknis sedang mengerjakan ini, “katanya menolak memberikan rincian.