Korea Aerospace Industries Co (KAI), mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan sembilan negara untuk mengekspor pesawat latih mereka.
Perusahaan tersebut mengekspor total 145 pesawat pelatih – yang terdiri dari pelatih dasar KT-1 dan pesawat latih supersonik T-50 ke negara-negara di Eropa dan negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah. Total nilai penjualan sejauh ini telah mencapai US $ 3,7 miliar.
Presiden dan Chief Executive KAI Kim Jo-won dalam jumpa pers Jumat 10 November 2017 mengatakan bahwa perundingan dengan Botswana dan Argentina berada pada tahap lanjut dan hasilnya baik diharapkan bisa dicapai akhir 2017 atau awal tahun depan.
“Negara-negara yang sedang dalam pembicaraan dengan KAI sedang mengembangkan ekonomi, mereka memerlukan pinjaman keuangan dari bank-bank Korea Selatan untuk memesan pesawat terbang KAI,” kata Kim sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Yonhap.
KAI berencana untuk meminta Korea Export-Import Bank of Korea dan Korea Trade Insurance Corporation untuk memberikan pinjaman guna membantu negara-negara tersebut membeli pelatih buatan Korea tersebut.
Dalam upaya lain untuk mengekspor pesawat terbangnya, KAI telah bermitra dengan Lockheed Martin Corp. untuk berpartisipasi dalam proyek Advanced Pilot Training (APT) puntuk memasok jet pelatih canggih T-50A ke Angkatan Udara Amerika.
Lockheed Martin telah berulang kali meminta KAI untuk memotong harga jet pelatih tersebut agar memiliki peluang memenangkan tender tersebut. KAI akan melakukan yang terbaik untuk memotong harga satuan dengan Lockheed Martin memutuskan apakah akan mengajukan harga yang tidak masuk akal untuk mengalahkan Boeing.
Sehubungan dengan masalah icing di helikopter KUH-1 Surion, presiden KAI mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan meyakinkan pihak berwenang untuk mengizinkannya melakukan pengiriman kembali helikopter tersebut pada akhir November atau paling lambat akhir Desember.
Penangguhan tersebut dilakukan setelah Dewan Audit dan Inspeksi Korea merilis sebuah laporan pada bulan Juli yang mengatakan bahwa bagian-bagian mesin Surion mengalami icing atau pembekuan es di atas minus 30 derajat Celsius dan dapat menyebabkan masalah keamanan yang serius. Icing bisa memungkinkan helikopter untuk kehilangan daya angkat dan jatuh.
Presiden KAI mengatakan helikopter Surion tidak akan memiliki masalah keamanan karena masalah icing jika digunakan di dalam negeri. Di Korea, suhu tidak turun di bawah minus 30 derajat celcius selama musim dingin.
Namun perusahaan tersebut mengatakan akan menempatkan Surion ke tes icing yang lain di Michigan pada bulan Desember sampai Maret karena mereka ingin mengekspor helikopter ke negara-negara dengan kondisi cuaca di bawah nol.