Angkatan Udara Inggris akan mengirim empat jet tempur Eurofighter Typhoon mereka untuk berkeliaran di depan rumah Vladimir Putin. Jet-jet tempur tersebut akan dikirim ke Rumania sebagai bagian dari dukungan Inggris pada NATO untuk melawan kekuatan Rusia yang dinilai semakin agresif.
Menteri Pertahanan Inggris yang baru Gavin Williamson mengatakan bahwa empat dari pesawat tempur tersebut akan dikirim ke Rumania tahun depan.
“Dalam menghadapi Rusia yang semakin tegas, Inggris telah secara signifikan meningkatkan komitmennya ke Eropa. Dan hari ini saya bisa mengkonfirmasi paket dukungan lebih lanjut, yang menunjukkan bagaimana kita tetap berada di garis depan keamanan Eropa,” kata Williamson di pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussels sebagaimana dilaporkan The Sun, Kamis 9 November 2017.
“Kami berdiri di dekat sekutu kami di udara, dengan menyebarkan Typhoon untuk pengawasan udara di Rumania; darat dengan meningkatkan dukungan kami terhadap operasi penjaga perdamaian Kosovo; dan laut, dengan mengirim HMS Ocean kembali ke kelompok maritim NATO.”
Pengumuman tersebut disampaikan saat NATO anggota sepakat untuk meningkatkan penggunaan persenjataan dan taktik cyber selama operasi militer. Perubahan tersebut menjadi gejolak aliansi terbesar sejak Perang Dingin, dengan menteri pertahanan mendukung pembentukan dua markas komando baru untuk membantu melindungi Eropa.
“Perombakan tersebut mencerminkan lingkungan keamanan yang berubah dalam beberapa tahun terakhir,” Kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada pertemuan yang sama.
NATO melihat ancaman terhadap sayap timur aliansi telah berkembang sejak aneksasi Rusia terhadap Krimea pada tahun 2014. “Kami sekarang mengintegrasikan efek cyber ke dalam misi dan operasi NATO untuk menanggapi perubahan dan keamanan baru di mana cyber adalah bagian dari gambaran ancaman yang kami harus menanggapi,” kata Stoltenberg.
“Dalam setiap konflik militer, cyber akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan oleh karena itu kita perlu memperkuat pertahanan cyber dan kemampuan cyber kita.”
Dia menambahkan bahwa taktik semacam itu telah efektif dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah. Setelah bertahun-tahun melucuti struktur komandonya sejak berakhirnya Perang Dingin, NATO ingin menambahkan pusat komando baru – satu untuk melindungi jalur komunikasi melintasi Atlantik dan satu untuk mengkoordinasikan pergerakan pasukan dan peralatan di seluruh Eropa.