More

    Dari Mana Sebenarnya Houthi Mendapatkan Rudal?

    on

    |

    views

    and

    comments

    Pemberontak Houthi di Yaman meluncurkan sebuah rudal yang mengarah di Bandara Internasional King Khalid di luar ibukota Saudi Riyadh pada 4 November 2017 malam. Dari mana sebenarnya mereka mendapatkan rudal-rudal tersebut ketika status mereka adalah pemberontak?

    Koalisi Houthi telah menguasai ibukota Yaman Shana’a sejak September 2014, saat menggulingkan presiden Yaman yang diakui secara internasional, Abdrabbuh Mansour Hadi. Arab Saudi dan beberapa sekutunya kemudkan melancarkan intervensi militer di negara tersebut pada bulan Maret 2015.

    Serangan pada Sabtu malam berhasil digagalkan setelah Arab Saudi meluncurkan empat rudal permukaan ke udara MIM-104 Patriot PAC-3 buatan Amerika Serikat. Rudal tersebut berhasil mencegat roket Houthi Burkan-2H di atas bandara dan reruntuhan rudal tersebar di landasan pacu dan tempat parkir, tidak menyebabkan kerusakan atau luka. Bandara terus beroperasi dengan hanya sedikit penundaan.

    Sebenarnya bukan kali ini saja Houthi melakukan serangan rudal ke Arab Saudi. Bahkan serangan terakhir adalah yang ke-77. Jadi tidak ada yang baru sebenarnya. Yang membedakan adalah ini adalah serangan pertama yang menyasar Ibukota kerajaan tersebut. Hal lain yang membedakan adalah respons Arab Saudi yang cukup keras kali ini.

    Riyadh menyalahkan Iran karena telah memberikan rudal tersebut ke koalisi Houthi dan  menggambarkan serangan tersebut sebagai deklarasi perang langsung oleh Iran. Teheran tentu saja menolaknya. Namun perselisihan dua musuh lama itu telah membuat harga minyak melonjak hingga 10 persen.

    Iran telah lama dituding oleh banyak pihak, termasuk Amerika telah memasok senjata ke Houthi. Tapi tidak ada bukti untuk mendukung tuduhan tersebut. Pihak berwenang Saudi telah mengumpulkan semua reruntuhan roket dari serangan Houthi yang gagal, mencegah pengamat dari luar memeriksanya.

    Rudal Houthi yang diluncurkan ke Arab

    Tidak diragukan lagi, sejak tahun 2015 kapal perang dari beberapa angkatan laut telah mencegat sekitar setengah lusin kapal dagang kecil yang sarat dengan senjata berlayar di lepas pantai Yaman. Media Amerika, Saudi dan Israel semua bersikeras bahwa kapal-kapal tersebut membawa senjata Iran untuk Houthi, namun  ternyata  untuk Somalia.

    Satu-satunya senjata yang ditangkap yang dapat dikaitkan dengan Iran adalah beberapa RPG-7, beberapa senapan mesin asal Korea Utara yang diketahui telah diekspor ke Iran pada tahun 1980an dan beberapa senapan penembak jitu  asal Austria yang diekspor ke Iran dan kemudian direkayasa ulang di sana. Tetapi tidak ada rudal.

    Jadi dari mana Houthi mendapatkan rudal? Jawaban yang mungkin adalah bahwa Houthi masih mengerahkan rudal yang didapat dari militer Yaman. Sekitar dua pertiga pasukan Yaman meninggalkan dinas pemerintah dan bergabung dengan Houthi pada tahun 2014 dan 2015. Kemungkinan merekalah yang membawa rudal tersebut.

    Sebagaimana ditulis War is Boring Kamis 9 November 2017,  militer Yaman memiliki persediaan sejumlah rudal. Salah satunya rudal permukaan ke udara buatan Soviet yang awalnya dikembangkan  untuk sistem rudal permukaan ke udara S-75 Dvina / SA-2. Yaman memperoleh 964 V-755 pada tahun 1970an dan 1980an. Houthi sepertinya telah menggunakannya dalam mode permukaan ke permukaan di bawah sebutan Qaher-1, Qaher-2 dan Qaher-2M.

    Yaman juga memiliki rudal permukaan ke permukaan OTR-21 Tochka / SS-21 Scarab. Awalnya dikembangkan oleh Soviet dan dikirim ke Yaman Selatan pada tahun 1980an, setidaknya 60 rudal tetap bertahan pada tahun 2015.

    Ada juga rudal permukaan ke permukaan R-17 / R-300 Elbrus / SS-1C Scud-B yang dikirim Soviet ke bekas Yaman Utara dan Selatan pada tahun 1970an dan 1980an. Hingga 100 R-17 masih dalam persediaan Yaman pada tahun 2015.

    Koalisi Houthi menggunakan V-755 SAM buatan Soviet dalam mode permukaan ke permukaan.

     

    Gudang senjata Yaman juga diisi dengan Hwasong-6. Sebuah varian yang dikembangkan dari R-17 dengan hulu ledak yang dirampingkan untuk memungkinkan jangkauan yang lebih jauh. Setidaknya 20 salinan rudal buatan Korea Utara ini dikirim ke Yaman pada akhir 1990an dan awal 2000an.

    Sejak pertengahan 2015, Pusat Penelitian dan Pengembangan Penelitian Houthi telah membangun beberapa salinan lokal R-17 dan Hwasong-6 yang disebut sebagai Burkan-1 dan Burkan-2 / 2H. Pemberontak tersebut meluncurkan setidaknya delapan Burkan-1 di Arab Saudi pada 2016 dan awal 2017.

    Beberapa rudal tampaknya diperbaiki dari rudal yang rusak selama beberapa minggu pertama intervensi yang dipimpin oleh Saudi. Pekerjaan pada mereka dilakukan di bawah kondisi yang relatif primitif dan dengan alat yang tidak sempurna.

    Tidak mengherankan, penembakan pertama Burkan-2 pada 29 Oktober 2017  gagal. Rudal itu tidak berfungsi dan meledak tinggi di atas Sa’ada. Yang kedua adalah yang menargetkan King Khalid Internasional pada 4 November dan tampaknya berhasil. Houhti benar-benar mampu membombardir Arab Saudi tanpa bantuan Iran.

    Konon, pemberontak tampaknya kehabisan roket. Tempo serangan tampaknya melambat. Pemberontak mungkin meluncurkan roket lebih cepat daripada yang bisa mereka bangun. Koalisi yang dipimpin Saudi juga telah menghancurkan setidaknya empat dari peluncu mobile yang digunakan pemberontak untuk menembakkan R-17, Hwasong dan Burkan.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this