Angkatan Udara Jerman sedang dalam upaya untuk menggantikan jet tempur Tornado mereka yang sudah menua. Generasi kelima dinilai sebagai syarat wajib untuk menggantikan pesawat tempur bomber tersebut.
Kepala Staf Angkatan Udara Jerman Letnan Jenderal Karl Muellner mengatakan pihaknya membutuhkan pengganti generasi kelima untuk jet tempur Tornado yang sulit dideteksi di radar musuh dan dapat menyerang target dari jarak yang jauh.
Pernyataan Muellner ini pernyataan publik yang paling jelas sampai saat ini mengenai program penggantian Tornado dan menunjukkan preferensi untuk jet tempur F-35 Lockheed Martin Corp, satu-satunya pesawat Barat yang memenuhi persyaratan tersebut.
Angkatan Udara Jerman bulan lalu mengeluarkan permintaan informasi formal tentang F-35 yang dibangun Lockheed Martin serta F-15 dan F / A-18E / F yang dibangun Boeing Co. Selain itu permintaan juga disampaikan kepada Eurofighter Typhoon. Permintaan ini dikeluarkan sebagai langkah awal untuk memulai proses penggantian 85 armada jet Tornado yang akan keluar dari layanan sekitar 2030.
Program ini bisa bernilai sekitar US$ 23 miliar yang tentu akan menjadi nilai besar bagi pemenang kontrak.
Muellner mengatakan kepada Reuters bahwa Jerman perlu membeli pengganti pesawat yang sudah jadi agar bisa memasuki layanan sekitar tahun 2025 untuk memfasilitasi transisi yang mulus dengan Tornado. Mereka mengaku tidak memiliki cukup waktu untuk mengembangkan solusi pesawat baru
Tetapi dia mengatakan bahwa perubahan situasi yang terus berkembang saat ini maka mereka membutuhkan pesawat hingga harus “sulit dideteksi radar dan mampu mengidentifikasi dan menyerang target dari jarak jauh”.
“Ini harus menjadi jet generasi kelima untuk memenuhi kebutuhan kita secara keseluruhan,” kata Muellner Rabu 8 November 2017.
Banyak sekutu Jerman di Eropa, termasuk Norwegia, Belanda, Inggris, Italia, Turki dan Denmark telah memilih F-35 dan beberapa telah menerima pengiriman awal. Belgia diperkirakan akan mengambil keputusan tahun depan.
Pembelian jet tempur baru harus disetujui oleh parlemen dalam dua tahun ke depan dan sebuah kontrak ditandatangani pada tahun 2020 atau 2021 untuk memastikan pengiriman pada tahun 2025.
Pembelian sekitar 100 jet akan membantu memastikan industri Jerman mendapat bagian kerja yang layak dalam program ini.
Muellner mengatakan bahwa dia juga sangat mendukung rencana Franco-Jerman untuk mengembangkan penerus jet Eurofighter Typhoon yang akan dibangun oleh BAE Systems Inggris, Leonardo dan Airbus dari Italia.
Proyek, yang diluncurkan pada bulan Juli tersebut, akan membantu melestarikan keterampilan teknologi penting di Eropa dan membiarkan Eropa mengembangkan teknologi siluman mereka.
Dia mengatakan angkatan udara Jerman juga telah berkomitmen pada NATO untuk menyediakan 14 pesawat perang elektronik pada pertengahan dekade berikutnya, yang berarti kemungkinan akan membeli sekitar 20 jet tersebut.
Sejulah ahli menyebut beberapa kandidat untuk pesawat perang elektronik ini antara lain Boeing EA-18 Growler, pesawat transport A400M yang dimodifikasi atau Eurofighter yang dimodifikasi. Belum ada keputusan tentang program yang telah dibuat.
