Putra Mahkota: Memasok Rudal ke Houthi Berarti Mengajak Perang Arab Saudi
Pangeran Mohammad bin Salman

Putra Mahkota: Memasok Rudal ke Houthi Berarti Mengajak Perang Arab Saudi

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan bahwa pasokan roket Iran ke milisi di Yaman adalah “agresi militer langsung” yang bisa menjadi tindakan perang.

Komentar Pangeran Mohammed bin Salman dipublikasikan medioa setempat setelah pasukan pertahanan udara Saudi mencegat  rudal balistik yang menurut Arab Saudi ditembakkan ke Riyadh pada Sabtu oleh milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Pasukan yang dipimpin oleh Saudi, yang mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, telah menargetkan Houhti dalam sebuah perang yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan memicu bencana kemanusiaan di salah satu negara termiskin di kawasan ini.

“Pasokan roket ke gerakan Houthi bisa merupakan tindakan perang melawan kerajaan,” tulis kantor berita negara SPA Selasa 7 November 2017 mengutip Pangeran Salman dalam sebuah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.

Iran membantah telah berada di balik peluncuran rudal tersebut dan menolak pernyataan Saudi dan Amerika yang disebtunya sebagai fitnah yang provokatif.

Sebagai reaksi terhadap rudal tersebut, koalisi militer yang dipimpin oleh Saudi mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya  menutup semua pelabuhan udara, darat dan laut ke negara tersebut.

PBB pada hari Selasa meminta koalisi untuk membuka kembali jalur bantuan ke Yaman, dengan mengatakan bahwa impor makanan dan obat-obatan sangat penting bagi tujuh juta orang yang menghadapi kelaparan.

“Situasi ini sangat memprihatinkan di Yaman, ini adalah krisis pangan terburuk yang kita lihat saat ini,” kata Jens Laerke dari Kantor PBB  untuk Urusan  Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah briefing di Jenewa.

Human Rights Watch pada hari Selasa mengatakan peluncuran rudal tersebut mungkin bisa disebut memang mengancam Arab Saudi tetapi tidak bisa dijadikan alasan untuk akses bantuan ke Yaman, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 900.000 orang terinfeksi kolera.

“Serangan yang tidak sah ini bukanlah pembenaran bagi Arab Saudi untuk memperburuk bencana kemanusiaan Yaman dengan membatasi lebih jauh bantuan dan akses ke negara tersebut,” katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan  CNN pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menuduh kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon menembakkan rudal tersebut ke Riyadh dari daerah yang dikuasai Houthi.

“Berkaitan dengan rudal  yang diluncurkan di wilayah Saudi, itu adalah rudal Iran yang diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah yang diduduki oleh orang-orang Houthi di Yaman.”

Dia mengatakan bahwa rudal tersebut serupa dengan yang diluncurkan pada bulan Juli di Yanbu di Arab Saudi dan diproduksi di Iran, dibongkar dan diselundupkan ke Yaman, kemudian dipasang kembali oleh personel Garda Revolusi Iran dan Hizbullah, lalu diluncurkan ke Arab Saudi.