Presiden Rusia, Vladimir Putin mengakui saat ini zona perang telah menjadi bisnis yang menguntungkan. Hal ini menurutnya sangat mengkhawatirkan.
Apa yang dikatakan Putin sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, tetapi ini adalah pernyataan pertama dari seorang pemimpin negara besar yang juga ikut mengekspor senjata.
Pernyataan Putin tersebut terkait keprihatinannya pemberian senjata kepada kelompok pemberontak di Suriah yang oleh Barat disebut sebagai “oposisi moderat.” Senjata ini kemudian jatuh ke tangan teroris.
“Ada kesan bahwa zona hotspot dan zona konflik telah menjadi semacam bisnis yang menguntungkan, sebuah skema abu-abu untuk memasok senjata ke negara-negara dan wilayah-wilayah dengan situasi militer dan politik yang tidak stabil,” kata Putin sebuah pertemuan Komisi Kerjasama Teknik Militer Rusia dengan negara-negara asing.
Menurut Putin ekspor senjata merupakan tanggung jawab besar bagi negara manapun, dan sangat penting bagi semua peserta pasar global untuk memahami hal itu. “Alih-alih berperang melawan kelompok teroris, kini keberadaan senjata tidak terkendali.”
Putin telah menyatakan bahwa Moskow tetap mengendalikan bagaimana senjata buatan Rusia digunakan.
“Rusia berkomitmen kuat untuk memenuhi kewajibannya dalam memerangi terorisme, secara bertanggung jawab mendekati pilihan counterparty, serta memantau bagaimana penerima menggunakan peralatan dan senjata kita.”
Mengomentari industri pertahanan Rusia, Putin menyatakan bahwa mereka dipersulit oleh persaingan tidak sehat.
“Saya ingin mencatat bahwa produsen dalam negeri dan pemasok senjata serta peralatan militer harus beroperasi dalam kondisi yang sulit, dalam situasi persaingan tidak sehat, ini sangat jelas ketika operasi keuangan terhambat secara artifisial, hambatan dalam logistik dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Semua ini menyebabkan biaya tambahan dan mempersulit Rusia dalam kerjasama industri pertahanan. ”
Putin lebih lanjut mengatakan bahwa ekspor senjata Rusia harus mencapai US$ 15,3 miliar pada akhir 2017.
“Tentu saja, kami tertarik untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan barang-barang militer, tapi kami akan selalu fokus pada kepentingan keamanan dan stabilitas global dan regional,” tegas Putin.
Menurut CEO Rostec, ekspor senjata Rusia diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 13 miliar tahun ini. Lebih dari 50 persen portofolio pesanan senjata terkait dengan peralatan penerbangan militer, dengan negara-negara Timur Tengah dan Pasifik sebagai pelanggan utama.
Laporan Februari oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyatakan bahwa Rusia menyumbang hampir seperempat dari ekspor senjata dunia antara tahun 2012 dan 2016.