Sebuah gambar langka yang menunjukkan kapal selam rudal balistik Kelas Ohio memamerkan tabung peluncur rudal balistiknnya.
Dalam foto tersebut USS Tennessee (SSBN-734), salah satu kapal selam Kelas Ohio Angkatan Laut Amerika memamerkan 24 tabung SLBM.
Masing-masing tabung tersebut dapat dipersenjatai dengan rudal balistik kapal selam (SLBM) Trident II yang dapat dipersenjatai dengan 12 hulu ledak W88 (Mark 5 re-entry vehicle) atau hulu ledak 12 100 kt W76 (Mark 4 Mark 5 re-entry vehicle).
Secara matematika, kapal selam rudal balistik kelas Ohio mungkin menjadi sistem senjata paling merusak yang pernah dibuat oleh manusia. Kapal sepanjang 170 meter ini dapat membawa 24 rudal balistik kapal selam (SLBM) Trident II yang dapat ditembakkan dari bawah air untuk menyerang target pada jarak lebih dari 7.000 mil.
Trident II mampu terbang pada kecepatan hingga 24 Mach. Singkatnya, salvo penuh dari kapal selam kelas Ohio yang bisa diluncurkan dalam waktu kurang dari satu menit bisa melepaskan hingga 192 hulu ledak nuklir untuk melenyapkan 24 kota dari peta.
Itu baru satu kapal selam, sementara Angkatan Laut Amerika memiliki 14 kapal selam kelas Ohio. Ini adalah mimpi buruk dari kiamat.
Pesaing terdekat kapal selam kelas Ohio adalah satu-satunya yang tersisa kapal selam kelas Typhoon Rusia. Sebuah kapal yang lebih besar dengan 20 tabung peluncuran rudal balistik. Namun, China, Rusia, India, Inggris dan Prancis semua mengoperasikan beberapa kapal selam rudal balistik dengan berbagai persenjataan dan rudal bahkan beberapa kapal selam tersebut akan cukup untuk memusnahkan kota-kota besar di negara maju, tetapi untuk menyaingi Ohio cukup sulit.

Dalam skenario perang nuklir, serangan pertama akan dilakukan untuk menghancurkan fasilitas peluncuran rudal nuklir darat dan pembom nuklir. Akan sangat sulit untuk melacak kapal selam rudal balistik (juga disebut boomer) yang berpatroli diam-diam di kedalaman laut sehingga kecil kemungkinan akan jadi korban serangan pertama.
Kecuali sebelum serangan dilakukan musuh sudah mendapatkan kepastian target baik fasilitas darat, pembom ataupun kapal selam rudal balistik. Sehingga ketika serangan dimulai maka ketiga kaki ini dihancurkan bersama. Tetapi sekali lagi, tidak mudah untuk mendeteksi kapal selam di samudera yang begitu luas dan jumlah kapal selam juga tidak hanya satu.
Dengan demikian, ketika serangan berhasil melumpuhkan fasilitas nuklir darat dan pembom, bukan berarti perang telah berakhir. Kapal selam rudal balistik akan menjadi pembalas dendam ke lawan.
Kapal Kelas Ohio mulai beroperasi pada tahun 1980 sebagai pengganti armada kapal selam rudal balisitk Amerika yang terdiri dari lima kelas yang berbeda. Secara umum dikenal sebagai “41 For Freedom”, kapal ini memiliki bobot lebih dari 18.000 ton saat tenggelam, yang menjadikan boomer baru ini tetap kapal selam terbesar yang ada dalam layanan di Angkatan Laut-dan kapal selam terbesar ketiga yang pernah dbangun Amerika Serikat. Dengan pengecualian dari Henry M. Jackson, semua kapal diberi nama dengan negara bagian Amerika Serikat, yang biasanya hanya digunakan untuk nama kapal selam permukaan besar.
Dalam hal pertukaran nuklir, boomer kemungkinan akan menerima perintah menembak melalui transmisi radio frekuensi sangat rendah.