Lebih dari 54.000 gerilyawan tewas di Suriah selama dua tahun terakhir oleh serangan tentara Suriah dan Rusia. Dari jumlah itu sekitar 4.200 adalah warga Rusia dan bekas republik Soviet yang bergabung dengan ISIS.
“Lebih dari 1.000 komunitas yang dihuni telah dibebaskan, lebih dari 54.000 anggota unit bersenjata ilegal terbunuh [termasuk lebih dari 2.800 penduduk asli Rusia dan 1.400 – bekas republik Soviet]” kata , Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov Selasa 7 November 2017 pada sebuah pertemuan dewan Kementerian Pertahanan Rusia.
Gerasimov mencatat bahwa prajurit militer Rusia di Suriah menghadapi musuh yang terlatih dengan baik. Gerilaywan bersenjata memiliki sekitar 1.500 tank dan kendaraan lapis baja, lebih dari 1.200 senjata api dan mortir yang disita dari pasukan pemerintah Suriah dan Irak. “Tidak ada kekurangan amunisi dan materiil karean terus-menerus disuplai dari luar negeri,” tegasnya sebagaimana dilaporkan Kantor Berita TASS.
“Komandan mereka dilatih di kamp-kamp khusus di bawah pengawasan instruktur dan penasihat militer Barat dari beberapa negara di Timur Tengah, Eropa Barat dan Amerika. Dalam beberapa kasus, perwira pasukan khusus dari negara-negara ini memimpin unit-unit bersenjata ilegal,” tambahnya.
Gerasimov menambahkan bahwa, dalam hal tingkat kohesi dan pelatihan, unit militan sama dengan tentara pemerintah Suriah. “Sebenarnya, setiap pemukiman adalah daerah yang dilindungi dengan sistem senjata dengan baik, struktur beton, sistem penghalang buatan dan komunikasi bawah tanah yang terkenal,” ia menekankan.
Dia ingat bahwa, pada awal operasi, kelompok teroris menguasai lebih dari 70% wilayah Suriah dan terus maju ke segala arah.
“Selama dua tahun partisipasi angkatan bersenjata kami dalam pertempuran, tidak hanya untuk mengubah gelombang permusuhan yang menguntungkan tentara pemerintah, namun juga mengusir kelompok militan besar di wilayah yang paling penting, membebaskan kota-kota utama dan merebut kembali jalur komunikasi utama, ” Gerasimov menyimpulkan.