Inggris tidak hanya mendapatkan informasi yang salah, tetapi menyesatkan tentang senjata pemusnah massal yang diduga dimiliki oleh Saddam Hussein dan menjadi dalih untuk invasi ke Irak pada tahun 2003. Hal ini diungkapkan mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dalam memoarnya yang baru berjudul My Life, Our Times.
Gordon Brown, mantan Perdana Menteri Inggris (2007-2010), yang menjabat sebagai Kanselir Exchequer di Pemerintah Tony Blair (1997 – 2007) adalah yang membuat keputusan menentukan untuk bergabung dalam invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003. Dalam memoarnya dia mengungkapkan bahwa Amerika sebenarnya telah tahu bahwa Irak tidak memiliki senjata pemusnah massal atau weapons of mass destruction (WMD) namun tidak membagikan informasi ini dengan Inggris pada saat itu.
Pada tahun 2003, Amerika menginvasi Irak karena mengatakan Saddam Hussein telah mengembangkan dan memiliki WMD kimiawi, biologi dan nuklir yang pada akhirnya tidak pernah ditemukan. Hal ini kemudian menimbulkan ancaman dari masyarakat dunia.
Dalam memoar barunya yang dirilis awal November 2017 ini, politisi Inggris tersebut mengatakan bahwa Departemen Pertahanan Amerika sebenarnya menyadari bahwa Irak tidak dapat mengembangkan senjata mematikan tersebut karena tidak adanya prekursor untuk produksi agen saraf yang berkelanjutan. Juga dikatakan intelijen Amerika tidak dapat mengidentifikasi situs Irak yang memproduksi agen kimia.
Amerika juga meragukan bahwa Baghdad mampu menghasilkan rudal jarak jauh untuk menargetkan negara-negara koalisi. Dan semua perhitungan AS sangat bergantung pada asumsi dan penilaian analitik daripada bukti keras.
Pernyataan Gordon Brown terebut merujuk pada sebuah laporan intelijen rahasia Amerika dari bulan September 2002 yang bocor ke media tahun lalu. Dia mengaku kaget kenapa dokumen itu tidak pernah dibagikan kepada Inggris pada saat itu dan bahwa dia sendiri baru menyadari setelah meninggalkan kantor.
“Sungguh mengherankan bahwa tak seorang pun dari kita di pemerintah Inggris pernah melihat laporan Amerika ini,” tulisnya. “Sekarang jelas bagaimana secara paksa laporan ini menantang pandangan resmi.”
Dengan semua hal di atas, mantan perdana menteri menyimpulkan bahwa jika dia “benar bahwa di suatu tempat di dalam sistem Amerika, kebenaran tentang kurangnya senjata Irak diketahui, maka kami tidak hanya mendapat informasi salah tapi juga menyesatkan tentang isu WMD.”