Salah besar jika Anda membayangkan para pangeran dan pejabat Arab Saudi yang ditangkap karena dugaan korupsi ditahan di ruang tahanan yang sempit. Mereka juga tidak menggunakan rompi oranye yang biasa digunakan tersangka korupsi di Indonesia.
Orang-orang super kaya ini memang ditangkap, tetapi mereka ditahan di sebuah tempat yang mewah. Pihak keamanan Saudi Arabia secara khusus menyewa Hotel Ritz-Carlton untuk menahan orang-orang ini. Di hotel berbintang lima tersebut mereka kini sedang diinterogasi.
Di antara mereka yang ditahan pada Sabtu malam dalam sapuan anti-korupsi adalah miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia dengan kepemilikan luas di perusahaan-perusahaan Barat.
Di antara mereka yang dilaporkan ditahan adalah dua putra almarhum Raja Abdullah. Salah satunya adalah Pangeran Miteb bin Abdullah, yang Sabtu malam digulingkan dari jabatannya sebagai kepala Garda Nasional bergengsi yang bertugas melindungi keluarga Al Saud. Putra Raja Abdullah lain yang ditangkap ada;ah Pangeran Turk bin Abdullah, yang pernah menjadi Gubernur Riyadh.
Laporan menunjukkan bahwa orang-orang yang ditahan ditahan di Ritz Carlton di Riyadh, yang baru beberapa hari sebelumnya menyelenggarakan konferensi investasi besar yang dihadiri oleh putra mahkota Mohammed bin Salman dengan raksasa bisnis global. Pangeran berusia 32 tahun ini pula yang memimpin komite antikorupsi yang dibentuk ayahnya, Raja Salman.
Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada The Associated Press bahwa hotel bintang lima lainnya di ibu kota juga digunakan untuk menampung beberapa dari mereka yang ditangkap.
Ritz Carlton bahkan tidak melayani pemesanan kamar sampai 1 Desember 2017 yang mendakan penyelidikan bisa memakan waktu berminggu-minggu. Marriott International mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa saat ini sedang mengevaluasi situasi di Ritz-Carlton di Riyadh, namun menolak berkomentar lebih lanjut, dengan alasan privasi.
Seorang pejabat pemerintah Saudi yang memiliki hubungan dekat dengan pasukan keamanan mengatakan 11 pangeran dan 38 lainnya sedang diinterogasi. Pejabat tersebut berbicara kepada AP dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
Kerajaan Arab Saudi melakukan upaya pemberantasan korupsi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penangkapan pangeran senior ini meningkatkan tradisi lama di antara keluarga Al Saud yang berkuasa untuk menunjukkan kekuatan dan kesatuan di hadapan banyak suku dan faksi Arab Saudi.
Hal ini juga mengirim sebuah pesan bahwa pangeran mahkota Mohammed bin Salman, memiliki dukungan penuh dari ayahnya, King Salman, untuk melaksanakan reformasi anti-korupsi yang menyapu para pangeran senior dan rekan bisnis mereka.
Dewan ulama tertinggi kerajaan mengeluarkan sebuah pernyataan publik pada Minggu malam yang mengatakan bahwa ini adalah kewajiban Islam untuk memerangi korupsi.
Pemerintah Saudi mengatakan bahwa penangkapan tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan tata pemerintahan yang baik yang diperlukan untuk menarik investasi internasional yang lebih besar dan menenangkan masyarakat Saudi yang telah berpuluh-puluh tahun mengeluhkan korupsi pemerintah yang merajalela dan penyalahgunaan dana publik oleh pejabat.
