Tillerson Terancam Dipecat, Trump: Saya Satu-satunya Orang Penting
Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson /Business Insider

Tillerson Terancam Dipecat, Trump: Saya Satu-satunya Orang Penting

Posisi Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Neger Amerika Serikat tidak aman. Presiden Donald Trump selaku bosnya mengisyaratkan tidak akan mempertahankan dirinya lagi.

Trump juga mengatakan ia “tidak suka” bahwa beberapa anggota staf Departemen Luar Negeri tidak mendukung keinginannya.

Dalam wawancaranya dengan Laura Ingraham di Fox News Trump menyerang departemen yang dipimpin Tillerson dan mengatakan bahwa dirinya lah yang menentukan kebijakan luar negeri AS.

“Yang penting adalah saya,” kata Trump Kamis 2 November 2017 malam. “Saya adalah satu-satunya orang yang penting karena, ketika tiba saatnya, begitulah kebijakan akan ditentukan.”

Ketika ditanya apakah ia akan tetap memakai Tillerson untuk seluruh masa kepemimpinannya, Trump mengatakan kepada Fox, “Kita lihat saja nanti. Saya tidak tahu.” Trump pada Jumat berangkat untuk melakukan lawatan ke Asia bersama Tillerson setelah keduanya terlibat dalam konflik selama berbulan-bulan.

Komentar Trump itu menuai kritik di Kongres, tempat banyak anggota asal Partai Republik bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Demokrat yang menentang rencana Trump memangkas pembelajaan untuk diplomasi dan bantuan luar negeri.

Ketegangan antara Trump dan Tillerson, sosok yang pernah menjabat sebagai kepala eksekutif Exxon Mobil Corp, muncul lagi bulan lalu di tengah laporan bahwa Tillerson menyebut Trump sebagai “orang tolol” dan ia mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

Tillerson kemudian mengatakan ia tidak pernah berpikir untuk mundur. Trump mengatakan mereka berhubungan baik namun mengkritik Tillerson sebagai sosok yang lemah.

Departemen Luar Negeri yang dipimpin Tillerson juga berkonflik dengan Gedung Putih atas masalah-masalah global, termasuk peningkatan ketegangan soal program nuklir Korea Utara.

Richard Haas, ketua Dewan Hubungan Luar Negeri mengatakan komentar Trump itu menyulitkan, tidak hanya bagi menteri luar negeri saat ini tapi juga terhadap kebijakan luar negeri secara keseluruhan.

“Ini bukan hanya soal Rex Tillerson, tapi juga soal siapa yang akan menjabat setelah Rex Tillerson. Jika presiden tidak menetapkan bahwa menteri luar negerinya akan sukses, menteri luar negeri tidak bisa mencapai keberhasilan,” kata Haass kepada CBS News.