Serangan rudal Houthi yang mengarah ke Bandara Internasional Ryadh Saudi Arabia oleh Trump digunakan sebagai dasar untuk mengecam Iran. Pemimpin tertinggi Gedung Putih itu menyebut Teheran ada di balik serangan rudal tersebut.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya sebuah rudal balistik ditembakkan pemberontak Houthi ke arah Ibukota Arab Saudi. Namun rudal berhasil dirontokkan dengan rudal Patriot sebelum menghantam bandara Ryadh yang menjadi sasarannya.
Trump, menanggapi serangan tersebut dengan menyatakan dukungannya pada koalisi pimpinan Arab dan menyalahkan Iran.
“Sebuah tembakan baru saja dilakukan oleh Iran, menurut pendapat saya, ke Arab Saudi, Anda tahu tentang itu, bukan? Anda melihat rudal yang keluar? Dan sistem kami memukul rudal di udara,” kata Trump kepada wartawan, mengacu pada baterai rudal Patriot buatan Amerika yang digunakan oleh Arab Saudi.
Turki bin Saleh Maliki, juru bicara koalisi pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman dalam konflik militer negara tersebut, mengatakan bahwa rudal itu telah diluncurkan oleh gerakan pemberontak Yaman Houthi. Pasukan pertahanan udara Saudi mencegat rudal tersebut di Riyadh utara dan tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan.
Ini bukan satu-satunya kasus serangan semacam itu, karena pada tanggal 30 Oktober sebuah rudal Yaman ditembakkan ke sebuah pangkalan militer Saudi di provinsi Aseer yang berbatasan dengan Yaman. Namun serangan terakhir adalah yang pertama yang menargetkan wilayah sipil yang padat penduduknya.
Di Yaman, Houthi telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan pasukan yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi sejak tahun 2015. Konflik tersebut telah membuat kondisi negara tersebut sangat memprihatinkan dengan puluhan ribu orang meninggal dan jutaan orang membutuhkan berbagai jenis bantuan.
Houthi didukung oleh Iran yang sama-sama Syiah sementara koalisi Arab terdiri dari negara-negara Suni yang dipimpin Arab Saudi. Iran sudah kerap dituduh memasok senjata ke Houhti. Namun Teheran membantahnya meski secara tegas menyatakan mendukung Houthi.