Arab Saudi terus belanja senjata dengan jor-joran. Apapun senjata seolah ingin dibeli oleh negara kaya raya tersebut. Namanya juga orang kaya.
Kabar terakhir, Arab Saudi sedang mengevaluasi mengevaluasi jet serangan ringan Scorpion Textron AirLand. Perusahaan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa Saudi Arabia memang tertarik dengan pesawat terbang tersebut.
Situs pelacak penerbangan online menangkap salah satu demonstran Scorpion, dengan kode pendaftaran sipil AS N532TX, terbang dari Pangkalan Angkatan Udara King Faisal (KFAB), yang menjadi satu dengan Bandara Regional Tabuk, awal November 2017.
Meskipun kedua fasilitas tersebut memiliki kompleks yang lebih besar, KFAB menggunakan landasan pacu terpisah. FlightGlobal melaporkan bahwa Textron hampir pasti akan membawa jet mesin kembar tersebut ke Dubai Air Show tahunan di Uni Emirat Arab, yang dimulai pada 12 November 2017.
“Kemampuan Scorpion menjadikannya produk yang sangat layak untuk kebutuhan mereka [Saudi],” kata Scott Donnelly, CEO Textron dalam sebuah konferensi pers Juli 2017 lalu.
Tapi Saudi menjadi pasar yang terbuka bagi Scorpion. Selama kunjungan Presiden Donald Trump ke Arab pada bulan Mei 2017, kedua negara sepakat, setidaknya pada prinsipnya, tentang penjualan senjata senilai US$ 110 miliar untuk militer Arab Saudi.
Kesepakatan tersebut mencakup US$ 2 miliar untuk armada pesawat ringan untuk dukungan jarak dekat. Belum jelas pesawat apa yang dimaksud.
Textron tidak diragukan lagi ingin segera menjual Scorpion ke Saudi. Perusahaan pertama kali mulai mengerjakan pesawat pada tahun 2012 dan meluncurkan prototipe untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2013, namun masih mencari pembali setelah hampir tiga tahun diluncurkan.
Textron mengatakan bahwa pesawat yang dibangun sendiri sebelum ada pesanan tersebut memiliki sejumlah kelebihan. Harga pesawat dan perawatannya murah dan memiliki desain modular yang memungkinkan pelanggan untuk menyesuaikan konfigurasinya dengan mudah sesuai kebutuhan mereka dan menginstal avionik yang telah diupgrade dan sistem lainnya di masa depan.
Sepasang mesin turbofan Honeywell TFE731 yang digunakan banyak ditemukan di jet bisnis komersial hingga menjamin persediaan suku cadang.
Scorpion juga secara signifikan lebih besar dan lebih berat daripada banyak pesaing potensial, terutama mesin turboprop tunggal termasuk Wolframine AT-6 milik Textron dan Embraer Super Tucano.
Jet tersebut juga bisa memiliki teluk misi yang relatif besar dan dapat dikonfigurasi ulang yang dapat menampung kamera, peralatan radar dan pod laser, jammers peperangan elektronik, atau sistem lainnya.
Enam cantelan di bawah sayap Scoprion dapat menampung berbagai jenis senjata, termasuk bom dan rudal dipandu dan meriam. Pada Juni 2017, Textron telah menerbangkan pesawat dengan bom dipandu GBU-12 / B dan melakukan uji penembakan yang melibatkan Advanced Precision Kill Weapon System II 70mm, atau APKWS II, sebuah roket yang dipandu laser.
Rencananya pesawat juga kompatibel dengan keluarga GBU-39 / B Small Diameter Bombs (SDB) yang diarahkan langsung GPS dan keluarga Joint Direct Attack Munition (JDAM), serta rudal Brimstone dan GBU-53 / B SDB II.
Dengan radar pencarian udara atau permukaan, Scorpion juga bisa berguna untuk patroli perbatasan bersenjata dan terbang lamban untuk memantau teroris atau penjahat, termasuk mereka yang menggunakan perahu kecil dan pesawat tak berawak.
Pesawat ini sudah dilengkapi radar cuaca dasar, namun kemungkinan bisa menampung berbagai unit militer termasuk sistem Doppler.
Arab Saudi mungkin sangat memerlukan kemampuan tambahan ini, karena Houthi telah melakukan banyak serangan lintas batas. Selain itu, mereka telah meluncurkan beberapa serangan ke kapal koalisi dengan rudal anti-kapal.
Sebuah Scorpion dengan roket presisi APKWS II dan meriam otomatis akan menjadi pilihan yang jauh lebih hemat biaya dan fleksibel untuk merespons jenis ancaman tersebut dibandingkan dengan pesawat berkinerja lebih tinggi seperti F-15 atau Eurofighter Typhoon.
Tetapi Scorpion akan menghadapi pesaing dari Rusia yakni jet latih/serang ringan mesin kembar Yakovlev Yak-130. Saudi seperti dilaporkan telah mendekat ke Rusia untuk mendapatkan sejumlah senjata termasuk S-400.