Sampai saat ini hanya tiga negara di dunia yang secara undang-undang membolehkan warganya memiliki dan membawa senjata api. Amerika, menjadi negara yang penduduk sipilnya paling banyak memiliki senjata mematikan tersebut.
Ketiga negara yang membolehkan warganya memiliki senjata api tersebut adalah Amerika, Meksiko dan Guatemala. Enam negara lain sebelumnya memiliki aturan tersebut tetapi kini telah mencabutnya.
Amerika adalah satu-satunya negara yang memiliki hak untuk memiliki dan membawa senjata tanpa batasan konstitusional. Orang Amerika memiliki hampir separuh dari semua senjata milik sipil di dunia, dan berdasarkan per kapita, Amerika memiliki senjata yang jauh lebih banyak daripada negara lain.
Meksiko
Tepat di sebelah selatan perbatasan Amerika, pemerintah Meksiko juga memiliki undang-undang tentang kepemilikan senjata. Bedanya, kepemilikan senjata sipil diatur dengan ketat. Meskipun orang Meksiko memiliki hak untuk membeli senjata, mereka harus melewati rintangan birokrasi, masa tunggu yang lama, dan pembatasan yang sempit membuat sangat sulit untuk melakukannya.
Pada tahun 2012, The New York Times melaporkan bahwa hanya anggota polisi atau militer yang bisa membeli senjata terbesar di Meksiko, seperti senapan semi otomatis.
“Izin senjata untuk perlindungan di rumah hanya diizinkan pembelian kaliber tidak lebih dari 0,38,” tulis Times. Seorang pria yang ingin membeli pistol harus membayar US$803 (sekitar Rp10 juta) untuk sebuah revolver Smith & Wesson.
Mungkin rintangan terbesar dari semua adalah bahwa hanya ada satu toko di seluruh negeri di mana orang-orang Meksiko dapat membeli senjata api. Dan toko itu terletak di sebuah pangkalan militer yang dijaga ketat di Mexico City.
Guatemala
Seperti Meksiko, Guatemala mengizinkan kepemilikan senjata, namun juga dengan pembatasan yang ketat. Hak untuk memiliki senjata diakui dan diatur dalam pasal 38 dari konstitusi mereka ini, yang dibuat pada tahun 1985.
“Hak untuk memiliki senjata untuk penggunaan pribadi, tidak dilarang oleh hukum, di tempat tinggal,” kata dokumen tersebut. “Tidak akan ada kewajiban untuk menyerahkannya, kecuali dalam kasus yang diperintahkan oleh hakim yang kompeten.”
Meskipun orang-orang Guatemala tidak diperbolehkan memiliki senjata otomatis sepenuhnya, mereka diperbolehkan membeli senjata semi otomatis, pistol, dan senapan jika mereka mendapatkan izin. Tetapi izin itu juga sangat sulit.
Misalnya, individu yang ingin membeli senjata untuk keperluan keamanan pribadi memerlukan persetujuan dari pemerintah. Menurut GunPolicy.org mereka juga dibatasi pada berapa banyak amunisi yang bisa mereka miliki, dan mereka harus mengajukan permohonan kembali dan memenuhi syarat kembali untuk lisensi senjata api mereka setiap satu sampai tiga tahun.
Meski ada larangan, senjata api banyak beredar di Guatemala. Negara ini memiliki tingkat kepemilikan senjata tertinggi per kapita di Amerika Latin, menurut Insight Crime. Organisasi yang sama juga mencatat bahwa 75% kasus pembunuhan di Guatemala melibatkan senjata api.
Amerika Serikat
Meskipun Meksiko dan Guatemala memiliki hak konstitusional untuk memiliki senjata, Amerika berada dalam wilayah tersendiri karena dia menjadi satu-satunya negara tanpa pembatasan kepemilikan senjata dalam konstitusi.
Amandemen kedua menyatakan: “Milisi yang diatur dengan baik, yang diperlukan untuk keamanan sebuah Negara bebas, hak rakyat untuk memiliki dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar.”
Kata-kata itu diadopsi tahun 1791 dan sejak saat itu mengilhami negara-negara lain di seluruh dunia untuk memberi warganya hak untuk memiliki senjata. Hanya 15 konstitusi (di sembilan negara) “yang pernah menyertakan hak eksplisit untuk memiliki senjata,” menurut The New York Times.
Mereka adalah Bolivia, Kosta Rika, Kolombia, Honduras, Nikaragua, Liberia, Guatemala, Meksiko, dan Amerika Serikat. Semua negara tersebut, kecuali Meksiko, Amerika Serikat, dan Guatemala telah membatalkan hak konstitusional untuk kepemilikan senjata.
Baca juga: