Kapal Selam Kelas Lada adalah Gambaran Kegagalan Rusia
Kapal Selam Kelas Lada Saint Petersburg/TASS

Kapal Selam Kelas Lada adalah Gambaran Kegagalan Rusia

Kapal Selam Kelas Lada Saint Petersburg/TASS

Tapi St. Petersburg tidak pernah menyelesaikan pengujian di laut. Sebuah artikel November 2011 oleh majalah Rusia Izvestia melaporkan bahwa generator D49 milik St. Petersburg yang lebih kecil, yang diharapkan memiliki 2.700 tenaga kuda, hanya bisa menghasilkan setengah dari daya yang dibutuhkan.

Sistem kunci lainnya, termasuk torpedo dan sonar baru dilaporkan masih dalam pengembangan. Konstruksi ditinggalkan meskipun Izvestia mengklaim lambung dua kapal  lainnya “hampir selesai.” Kemudian, Adm. Vladimir Vysotsky mengeluh bahwa kekuatan kelas Lada setara dengan kapal selam Perang Dunia II. “Siapa yang butuh itu?”

Namun, pada tahun 2013, Itar-Tass mengumumkan bahwa pekerjaan di kelas Lada telah dilanjutkan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Pada periode yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia memerintahkan enam kapal selam Project 636,3 Advance Kilo untuk melayani di armada Pasifik.

Hal ini menunjukkan Kelas Lada bukan pilihan yang lebih baik. Kebanyakan ahli akhirnya sepakat bahwa Rusia tidak mampu mengembangkan sistem propulsi AIP yang efektif, sebagian karena kekurangan dana. Rusia sepertinya memfokuskan pendanaan penelitian dan pengembangan pada dua proyek kapal selam bertenaga nuklir yakni Kelas Yasen dan Kelas Borei.

Pada tahun 2014, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengejar kapal selam diesel kelas Kalina dengan teknologi AIP yang akan menjadi kapal selam generasi kelima mereka.

Di antara beberapa rincian yang tersedia mengenai Kalina adalah bahwa kapal akan dapat beroperasi di bawah air selama 25 hari dan memiliki unit propulsi modular yang “dapat diganti pada tahap apapun,” menunjukkan bahwa mereka mungkin mulai akan menggunakan mesin konvensional saat masuk layanan sampai AIP yang efektif dapat dikembangkan. .

Meskipun beberapa laporan mengklaim teknologi penggerak baru sudah berjalan dengan baik dalam pembangunan, perwira Rusia dalam konstruksi angkatan laut menyatakan bahwa AIP baru kemungkinan baru aka nada pada tahun 2021-2022.

Perancang Rusia juga telah berbicara tentang pengembangan kapal selam bertenaga baterai lithium-ion sebagai alat alternatif untuk memperluas ketahanan bawah laut. Namun, saat ini hanya Jepang dan Korea Selatan yang hampir menerapkan teknologi ini pada kapal selam operasional.

Pada akhirnya, konstruksi akhirnya dilanjutkan di kapal Kelas Lada, dengan Kronstadt dan Veliye Luki diperkirakan akan diluncurkan pada 2019 dan 2021  dan tanpa AIP. Pada 2016 diumumkan produksi Kelas Lada akan berakhir setelah kedua kapal selesai. Tetapi pada Juli 2017 Adm. Vladimir Korolev mengumumkan bahwa kapal Lada keempat dan kelima akan dibangun. Mungkin kapal selam itu akan dilengkapi dengan AIP.

Kronstadt telah dilengkapi dengan dua generator diesel 1.250 kilowatt dan motor DL42 dengan 5.500 tenaga kuda yang sama seperti pada kelas Kilo. Dua kapal Lada yang akan datang kemungkinan akan membawa beberapa teknologi baru, termasuk lapisan anti-sonar Molniya – bukan sistem AIP ekstra tenang yang dimaksudkan seperti yang disebutkan sebelumnya.

Pada akhirnya Kelas Lada menjadi bentuk kebingungan dan kegagalan Rusia membangun teknologi AIP