Perusak Kelas Zumwalt yang diklaim sebagai kapal perang paling canggih di dunia baru sekitar satu tahun masuk layanan. Tetapi ternyata kapal tersebut selama ini belum memiliki sistem komputer misi.
Kini kapal dengan desain futuristik tersebut baru akan mendapatkan teknologi kunci yang akan digunakan untuk pertempuran tersebut. Kementerian Pertahanan Amerika telah memberikan kontrak kepada Raytheon untuk mengupgrape sistem komputer pada kapal ini.
Dalam pengumumannya Rabu 1 November 2017, Kementerian Pertahanan Amerika mengatakan Raytheon Co, Integrated Defense Systems telah mendapatkan kontrak sebesar US$ 29 juta atau sekitar Rp393 miliar untuk peralatan sistem misi yang dimodifikasi untuk perusak kelas Zumwalt, kapal tempur rudal terbesar dan paling berteknologi maju di dunia.
Raytheon telah dikontrak untuk mengirimkan perangkat keras ke kapal, dan penelitian perangkat lunak, pengujian dan pengembangan kelas Zumwalt. Pekerjaan tersebut diperkirakan akan selesai pada bulan September 2018.
Kapal pertama kelas ini yakni USS Zumwalt atau DDG 1001 menggunakan nama seorang personel Navy SEAL dan penerima Medal of Honor Michael Monsoor, yang terbunuh dalam Operasi Pembebasan Irak setelah dia melompat ke sebuah granat untuk meredam ledakannya hingga menyelamatkan nyawa dua SEAL lainnya di ar-Ramadi, Irak. Sementara pada bulan April 2012, DDG 1002 diberi nama Lyndon B. Johnson.
Baca juga: