Jet-jet tempur Israel menggempur sebuah pabrik di sebelah selatan Kota Homs, Suriah. Serangan ini dibalas oleh tentara Suriah dengan menembakkan peluru kendali darat ke udara yang menyasar sebuah pesawat milik Israel.
Seorang komandan , sekutu militer yang mendukung Suriah mengatakan serangan udara yang dilakukan pada Rabu 1 November 2017 telah menghantam pabrik tembaga di kota industri Hisya, 35 kilometer sebelah selatan Homs dan 112 kilometer sebelah utara Damaskus. Namun ia tidak memberikan rincian tentang korban.
Sementara Pemantau Hak Asasi untuk Suriah yang bermarkas di Inggris mengatakan bahwa serangan udara tersebut menyasar sarana militer. Seorang juru bicara militer Israel menolak permintaan untuk memberikan tanggapan.
Channel 10 Israel mengatakan bahwa pesawat Israel selamat dari serangan rudal militer Suriah dan kembali dengan selamat ke pangkalan.
Angkatan udara Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menyerang iring-iringan pengangkut senjata Militer Suriah dan sekutu asal Lebanonnya, kelompok Hizbullah dukungan Iran, hampir 100 kali dalam beberapa tahun belakangan.
Sedangkan sumber layanan keamanan Lebanon, mengatakan jet tempur Israel melakukan serangan udara ke Suriah dari wilayah udara Libanon.
“Menurut informasi kami, pesawat Israel melakukan serangan rudal ke wilayah Suriah dari wilayah udara Lebanon di wilayah Beqaa,” kata sumber tersebut. Provinsi Beqaa terletak di Lebanon timur, berbatasan dengan Syria.
Pejabat Israel menyatakan kekhawatirannya atas pengaruh Iran di Suriah, di mana kelompok-kelompok yang didukung Iran telah memainkan peran penting untuk mendukung Presiden Bashar al -Assad selama perang yang meletus sejak 2011.
Kepala militer Iran Jenderal Mohammad Baqeri memperingatkan Israel atas pelanggaran terhadap wilayah udara dan teritori Suriah selama kunjungannnya ke Damaskus bulan lalu.
Bulan lalu, lima peluru yang ditembakkan dari Suriah memicu peringatan serangan udara di kota-kota Israel, mendorong militer Israel untuk meningkatkan tanggapannya terhadap limpahan dari perang Suriah yang berulang kali tumpah di wilayah perbatasannya.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang terakhir bertempur dalam perang besar di 2006, telah meningkat tahun ini. Setiap sisi saling memperingatkan akan melepaskan tembakkan senjata dahsyat dalam perang skala besar.