Pasukan Inggris di Medan Perang Terancam Kehilangan Uang Saku
Militer Inggris

Pasukan Inggris di Medan Perang Terancam Kehilangan Uang Saku

Pasukan Inggris yang bertugas di Irak untuk terancam kehilangan uang saku harian mereka karena pemerintah sedang mempertimbangkan upaya baru untuk menghemat anggaran.

Salah satu upaya untuk melakukan penghematan, tentara Inggris yang ditempatkan di Irak bisa kehilangan uang saku khusus mereka sebesar £ 29 (US $ 35). Para pemimpin militer mengakui langkah ini bisa menghemat 6 juta poundsterling (sekitar US $ 7,9 juta) per tahun. Usulan itu disampaikan justru oleh seorang tokoh senior militer.

Tunjangan operasional bebas pajak tersebut biasanya dibayarkan setiap hari ketika tentara-tentara tersebut berada jauh dari rumah. Tunjangan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006 oleh Perdana Menteri Inggris saat itu Tony Blair untuk personel yang dikirimkan ke perang  Afghanistan dan Irak.

Angka tersebut kemudian meningkat menjadi US$39.02  per hari saat pemerintahan David Cameron, meskipun keterlibatan Inggris di kedua negara tersebut tidak lagi dalam misi tempur tetapi sebatas memberikan pelatihan. Penurunan tingkat bahaya inilah yang telah memicu pertanyaan kenapa tunjangan justru dinaikkan tidak dihapus saja.

Namun Kementerian Pertahanan Inggris menegaskan bahwa topik tersebut tidak akan dibahas. “Tidak ada perubahan pada kebijakan uang operasional dan mereka yang dikerahkan ke Irak akan terus menerimanya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan.

Hanya saja sumber-sumber Whitehall bersikeras,  usulan tersebut sedang diperiksa secara aktif meskipun kenyataannya tidak populer dan membuat demoralisasi pasukan. “Ini akan berpengaruh besar pada moral, tapi kami kekurangan uang, ini semua tentang uang,” kata seorang mantan perwira militer.

“Ketika diambil bersama dengan banyak pemotongan lainnya, ini juga akan berkontribusi pada terus menurunnya kualitas orang-orang kita,” tambah petugas tersebut.

Tunjangan harian juga dibayar di samping jumlah uang bebas pajak lainnya yang diberikan kepada personil militer yang dikirim  ke Irak dan Afghanistan, terlepas dari risiko atau bahaya yang ada.