Data 42 Juta Pelanggan Ponsel Malaysia Dibobol

Data 42 Juta Pelanggan Ponsel Malaysia Dibobol

Di Indonesia saat ini sedang dalam periode registrasi ulang nomor ponsel. Pemilik kartu telepon harus mendaftar ulang dengan mengirimkan NIK dan nomor kartu keluarga. Sempat beredar kekhawatiran data yang dikirim akan bocor dan digunakan untuk kepentingan yang tidak semestinya.

Dan di Malasyia, kasus ini terjadi. Negara tersebut tengah menyelidiki dugaan upaya penjualan data lebih dari 46 juta pelanggan telepon seluler secara berjaringan, setelah terjadi pembobolan data besar-besaran.

Menteri Komunikasi dan Multimedia Salleh Said Keruak  mengatakan bahwa pengatur Internet negara itu, Malaysian Communications and Multimedia Commission (MCMC), menyelidiki masalah itu dengan polisi. “Kami mengenali beberapa kemungkinan sumber kebocoran dan harus menyelesaikan penyelidikan segera,” kata Salleh kepada wartawan di parlemen Rabu 1 November 2017.

Pembobolan data besar-besaran tersebut pertama kali dilaporkan pada bulan lalu oleh Lowyat.net, laman berita teknologi setempat, yang mengatakan menerima informasi rahasia bahwa seseorang mencoba menjual pangkalan data informasi pribadi, yang sangat besar, di forumnya.

Data bocor itu dijual dengan sejumlah Bitcoin, mata uang maya, yang tidak diungkapkan, kata Lowyat.net pada Senin.

Data tersebut termasuk daftar nomor ponsel, nomor kartu pengenal, alamat rumah, dan data kartu SIM dari 46,2 juta pelanggan dari setidaknya 12 operator telepon seluler Malaysia.

Penduduk Malaysia hanya sekitar 32 juta orang, namun banyak dari mereka memiliki beberapa nomor ponsel. Daftar tersebut juga diyakini mencakup nomor tidak aktif dan nomor sementara orang asing, kata harian The Star.

Kepala pelaksana MCMC Mazlan Ismail mengatakan pada Selasa bahwa regulator telah bertemu dengan perusahaan telekomunikasi lokal untuk bekerja sama dalam penyelidikan tersebut, menurut kantor berita Bernama.

Data tersebut juga mencakup informasi pribadi lebih dari 80.000 orang, yang bocor dari catatan Malaysian Medical Council, Malaysian Medical Association, dan Malaysian Dental Association, kata Lowyat.net.