Pemerintah Inggris telah menghadapi kritik keras terkait pembelian jet tempur F-35B yang mencapai harga 150 juta euro (sekitar Rp2,4 triliun) per unitnya. Tetapi militer negara tersebut mengatakan, kritikan tersebut akan segera diam jika mereka tahu bagaimana keampuhan pesawat siluman tersebut.
F-35B Lightning II Joint Strike Fighter Inggris akan menjadi bagian dari kapal induk HMS Queen Elizabeth yang biaya pembangunannya menghabiskan 3 miliar euro dan akan mulai beroperasi pada tahun 2020.
Beberapa ahli telah mengkritik kemampuan F-35, dengan alasan bahwa kinerjanya tidak melebihi pesawat tempur sebelumnya seperti F / A-18 Hornet, terlebih jika melihat harganya yang amat mahal.
Namun Komandan Skuadron Royal Air Force Andy Edgell mengatakan banyak orang tidak paham tentang kemampuan jet tempur ini sehingga menilai pembelian F-35B hanya buang-buang uang saja.
“Akan sangat tidak masuk akal untuk tidak membeli dan merancang serta mengembangkan F-35 dan memilikinya sebagai andalan utama kami membentuk kekuatan udara kita,” katanya kepada Press Association Selasa 31 Oktober 2017.
“Ini adalah pesawat yang sangat luar biasa kuat. Ini sangat hebat. Hal yang mengecewakan adalah saya tidak bisa berbagi semua detailnya. Tetapi jika itu dilakukan saya pikir banyak kritik akan sangat cepat tenang.”
Inggris memutuskan untuk membeli 48 pesawat tempur F-35B dengan anggaran 9,1 miliar euro atau sekitar Rp144 triliun. Laporan menunjukkan bahwa setiap pesawat bisa menghabiskan biaya sebanyak 150 juta euro saat logistik dan dukungan ditambahkan.
Inggris menjadi salah satu negara yang bekerja sama dengan angkatan bersenjata Amerika untuk mengembangkan dan merancang jet tersebut. Mantan pilot Harrier mengatakan bahwa menerbangkan pesawat ini sangat menyenangkan dan sangat mudah dengan kemampuan yang luar biasa.
“Anda sangat cepat menyadari saat menerbangkan pesawat F-35 merupakan tugas yang menyenangkan saat Anda kembali ke kapal induk,” kata Edgell.