Masih Layakkah Tank M60 Patton Bertarung?

Masih Layakkah Tank M60 Patton Bertarung?

M60 Turki
M60 Turki

Apakah Upgrade akan Berguna

Mesin yang lebih kuat akan membantu Patton bersaing dengan unit mekanik lain di medan perang. Namun, bahkan dengan upgrade, rasio power to weight M60 tidaklah bisa dibanggakan.

Dengan meriam 120 milimeter dan sistem pengendalian penemabakan baru, M60 memang bisa dengan baik memukul dan menghancurkan sebagian besar tank yang digunakan saat ini untuk jarak jauh.

Operator M60 kemungkinan akan menggunakan amunisi M829E3 dan E4 uranium canggih yang dirancang untuk melawan sistem baja reaktif yang paling canggih, tetapi beberapa tank operasional terbukti mendapat manfaat dari teknologi ini. Jadi, M60 SLEP bisa menjadi tank pemburu yang layak.

Namun, sebagian besar tank di medan perang hari ini tidak berjuang melawan tank lainnya. Mereka akan bertukar tembakan dengan senjata infanteri seperti rudal anti-tank dipandu jarak jauh seperti Kornet, serta roket granat jarak pendek.  Senjata-senjata ini telah terbukti efektif bahkan terhadap tank modern seperti M1 dan Merkava.

Patton jauh lebih rentan daripada M1 atau Merkava dan bahkan dibanding T-72 yang lebih tua. Armor baja cor frontal Patton peringkatnya setara dengan Rolled Hardened Armor 253 milimeter, ukuran standar efektivitas tank baja.

Sementara tank modern menggunakan baja komposit yang jauh lebih efektif untuk berat yang sama, terutama untuk melawan hulu ledak shaped charge.

Sebuah M1A2 modern dinilai setara dengan sekitar 800 milimeter  verses tanks shells dan 1300 verses shaped charges.

Sementara mortar 120 era 90an bisa menembus setara dengan sekitar 700 RHA, dan rudal anti- AT-17 Kornet tank dapat menembus 1.300 milimeter. Dengan kata lain Patton akan sulit bertahan dalam kondisi perang seperti ini.

Patton juga lebih mudah untuk dibidik karena profil tinggi, serta lebih mungkin untuk terbakar karena meriam utama tidak disimpan secara terpisah, seperti di Abrams.

M60 SLEP tidak memiliki peningkatan armor. Upgrade Sabra juga terbukti tidak mampu menawan rudal anti-tank di Turki.

Pada tanggal 21 April tahun ini, sebuah M60T Turki di Bashiqueh, Irak, dihantam rudal anti tank Kornet yang digunakan ISIS. Tidak ada korban jiwa tetapi tank rusak parah dan sepertinya tidaka mungkin untuk kembali beroperasi.

Pada bulan Agustus 2016, M60A3 dan M60T Turki dikirim ke perbatasan Suriah sebagai bagian dari Operasi Efrat Shield. Pertama mereka mengejar ISIS dari kota Jarablus tanpa perlawanan dan kemudian menyerang milisi Kurdi.

Pejuang Kurdi menyingkirkan beberapa M60 dengan rudal jarak jauh, menimbulkan korban pertama Turki dalam intervensi.

Dalam video di bawah ini, dua dari tiga Patton hancur terbakar.

https://www.youtube.com/watch?v=vvszvkrXVAY

https://www.youtube.com/watch?v=WYLjRrlxVaQ

Dalam insiden kedua, hanya salah satu awak selamat. Sekarang diyakini setidaknya sebelas Patton Turki telah hancur di Suriah.

Situasi ini bahkan lebih buruk di Yaman, di mana Patton dioperasikan baik oleh unit Angkatan Darat mendukung pemberontak Houthi serta Arab Saudi. Lebih dari 22 Patton telah dicatat hancur dalam konflik.

Perlu diingat bahwa bahkan lapis baja Sabra  menjadi kelemahan, dan upgrade SLEP tidak memiliki perbaikan survivability selain penghapusan hidrolik menara.

Raytheon menawarkan update ke Patton yang membuatnya untuk menjadi pembunuh,  tetapi dengan kondisi perang seperti ini, tampaknya sulit bagi Patton untuk bisa berkutik sebelum peningkatan armor benar-benar dilakukan.

Sumber: National Interest