Site icon

Mimpi Indah Kurdi Selalu Diganjal Pengkhianatan Barat

Peshmerga, Pasukan Kurdi Irak

Masoud Barzani, yang  menghabiskan puluhan tahun memimpin Kurdi yang telah lama tertindas, pada hari Minggu 29 Oktober 2017 menegaskan bahwa dia mengundurkan diri sebagai presiden Pemerintah Daerah Kurdistan. Inilah akhir perjuangannya untuk membawa Kurdi menjadi negara merdeka. Nasibnya mirip dengan ayahnya selalu dikhianati oleh Amerika.

Barzani telah memimpin pemerintahan Kurdi Irak sejak didirikan pada tahun 2005. Masa jabatan keduanya berakhir pada tahun 2013 namun diperpanjang tanpa pemilihan karena ISIS menyapu wilayah-wilayah yang luas di Irak dan Suriah.

Setelah bertahun-tahun berjuang, para kritikus mengatakan Barzani membuat salah satu kesalahan terbesarnya dengan mendorong referendum 25 September 2017.

Hasil referendum sebenarnya secara telak memenangkan kelompok yang ingin merdeka, namun mendapat sedikit simpati di luar wilayah mereka. Pemerintah Irak, Turki dan Iran mengancam akan melakukan tindakan keras terhadap tindakan apapun menuju pemisahan diri, karena khawatir akan mendorong populasi Kurdi mereka juga bergolak untuk mengikutinya.

Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya bergabung dalam paduan suara yang menolak pemungutan suara. Pemerintah Baghdad menjadikan referendum sebagai dasar mengirim pasukan untuk merebut kota minyak Kirkuk, yang oleh orang Kurdi dianggap sebagai jantung tanah air masa depan.

Hanya dalam beberapa jam saja, kota yang dianggap orang Kurdi sebagai tempat suci telah hilang, bersama dengan wilayah lain yang dikuasai Kurdi di utara. Beberapa menuduh Barzani telah menyebabkan orang-orangnya mengalami bencana.

Masoud Barzani

Selama bertahun-tahun, dia telah menggunakan strategi dan kesabaran untuk membantu orang Kurdi bertahan dalam masa-masa sulit di bawah Saddam Hussein.

Setelah invasi pimpinan Amerika menggulingkan Saddam pada tahun 2003, Barzani menjadi tokoh sentral dalam upaya menciptakan negara Kurdi otonom di Irak utara.

Pemimpin Kurdi menjaga wilayah mereka relatif terbebas dari pertumpahan darah sektarian yang melanda sebagian besar wilayah Irak. Eksekutif minyak Barat berbondong-bondong ke wilayah tersebut untuk mencari kesepakatan.

Kurdi juga menunjukkan ketangguhan militer mereka saat bergabung dengan pasukan pemerintah Irak dan pasukan paramiliter yang didukung Iran untuk mengusir militan ISIS keluar dari Mosul.

Yakin bahwa waktunya tepat untuk sebuah negara merdeka, Barzani kemudian melakukan referendum. Keputusan ini menghasilkan dukungan yang luar biasa untuk pemisahan diri. Tapi kegembiraannya berumur pendek karena pasukan pemerintah Irak dan paramiliter Syiah menghancurkan mimpi Kurdi dengan serangkaian kemajuan militer yang menyilaukan.

Barzani lahir pada tahun 1946, segera setelah ayahnya yang legendaris mendirikan sebuah partai untuk memperjuangkan hak-hak orang Kurdi Irak.

Sangat dipengaruhi oleh ayahnya, Mulla Mustafa Barzani, yang dikenal sebagai Singa Kurdistan, Masoud Barzani bergabung dengan pasukan gerilya Kurdi yang dikenal sebagai Peshmerga pada usia 16 dan mendapatkan pengalaman tempur di pegunungan.

Next: Pengkhianatan

Mulla Mustafa Barzani

Barzani muda telah terbiasa dengan salah satu tema populer dalam sejarah Kurdi yakni pengkhianatan oleh kekuatan regional dan Barat.

Diasingkan dan sekarat karena kanker di sebuah rumah sakit di Washington pada tahun 1976, Mulla Mustafa menyesal bahwa dia pernah mempercayai Amerika Serikat.

Setahun sebelumnya, Mulla Mustafa telah bertempur dalam perang gerilya melawan Baghdad yang didukung oleh Syiah Iran pro Barat, namun dia dikhianati. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Henry Kissinger menengahi kesepakatan yang memungkinkan Saddam menghancurkan orang-orang Kurdi.

Selama perang Iran-Irak 1980-1988, Masoud Barzani bersekutu dengan Partai Demokrat Kurdistan yang telah diwarisi dari ayahnya dengan Teheran. Tetapi hal itu tidak berjalan dengan baik. Sekitar 8.000 orang suku Barzani ditangkap dan diarak di Baghdad sebelum dieksekusi. Dalam kata-kata Saddam: “Mereka masuk neraka.”

Terlepas dari pembantaian tersebut, dan serangan kimia Irak, Barzani tetap memiliki cukup kekuatan tempur untuk menanggapi seruan Presiden George Bush agar melakukan sebuah pemberontakan selama Perang Teluk 1991.

Masoud Barzani muda

Mempercayai kata-kata Bush, orang-orang Kurdi bangkit melawan Saddam.  Barzani dan Peshmerga  yang dikenal sebagai “orang-orang yang menghadapi maut” – turun dari pegunungan untuk bergabung dalam pemberontakan dan merebut beberapa kota di utara.

Namun sekutu berkhianat dengan tidak melindungi Kurdi  dan tidak melakukan apapun untuk menghentikan pasukan Saddam dan helikopter tempur menghancurkan pemberontakan tersebut.

Sementara lebih dari satu juta orang Kurdi melarikan diri ke Turki dan Iran, banyak yang sekarat karena kelaparan dan keterpaparan saat bepergian, Barzani tetap bertahan.

Dia diselamatkan oleh zona larangan terbang Amerika  dan Inggris yang didirikan di utara pada tahun 1991 yang memungkinkan dia dan saingan Kurdi, Jalal Talabani, untuk merebut kembali daerah tersebut.

 

Kemudain muncullah periode terpanjang otonomi Kurdi dalam sejarah modern, namun ditandai oleh perang sipil antara Barzani dan Talabani’s Patriotic Union of Kurdistan pada pertengahan 1990an.

Barzani mengundang tank-tank pemerintah Irak ke wilayah tersebut pada tahun 1996 untuk merebut ibukota regional Erbil. Tidak hanya Talabani yang lari, namun puluhan personel CIA dan pegawai lokal mereka juga melarikan diri.

Talabani meninggal hampir seminggu setelah referendum bulan lalu. Mundurnya Barzani akan meninggalkan Kurdi  tidak memiliki arahan, dengan dua pemimpin utama mereka pergi.

Exit mobile version