KRI I Gusti Ngurah Rai Masuk TNI AL, Mari Lihat Kemampuannya

KRI I Gusti Ngurah Rai Masuk TNI AL, Mari Lihat Kemampuannya

Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) secara resmi menerima frigat Perusak Kawal Rudal (PKR) Kelas SIGMA 10514 KRI I Gusti Ngurah Rai (332)  pada Senin 30 Oktober 2017. Kapal diserahkan ke Angkatan Laut oleh Menteri Pertahanan di Dermaga Divisi Kapal Niaga Surabaya.

Ini adalah kapal kedua dari Frigat Kelas SIGMA yang diterima TNI AL. Kapal pertama yakni KRI Raden Eddy Martadinata dengan nomor lambung  331, diserahkan oleh pembuat kapal milik negara PT PAL pada 23 Januari 2017 lalu.

Kapal sepanjang 105 m  dan lebar 14 meter pertama dari dua kapal yang dibangun bersama-sama antara Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS)  dan PT PAL, menyelesaikan percobaan laut di September 2016.

Dirut PT PAL Indonesia Budiman Saleh, mengungkapkan kapal I Gusti Ngurah Rai ini memiliki panjang berkecepatan 28 knot dan dapat berlayar sampai 5.000 nm.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa, masuknya KRI I Gusti Ngurah Rai-332 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum Essential Force TNI. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan Republik Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antar matra.

Bagaimana sebenarnya kemampuan kapal ini? Untuk tidak bingung, Kelas SIGMA 10514 berbeda dengan Kelas SIGMA 9113. Yang terakhir adalah kapal korvet sementara SIGMA 10514 adalah Frigat.

Untuk  Kelas SIGMA 9113 Indonesia telah memiliki empat kapal jenis ini yakni KRI Diponergoro 365, KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, dan KRI Frans Kaisiepo 368.

Harus diakui  empat korvet ini belum mempunya daya getar yang maksimal, terutama bila dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh Angkatan Laut Singapura, AL Malaysia dan AL Australia. Sehingga PKR ini diharapkan akan menjadi kekuatan yang jauh lebih disegani lawan.

Frigat dirancang untuk melakukan berbagai misi, termasuk berpatroli di zona ekonomi eksklusif (ZEE, pencegahan, keamanan maritim, pencarian dan penyelamatan, perang anti-permukaan, dan perang anti elektronik udara. Frigat juga dapat digunakan untuk tugas-tugas bantuan kemanusiaan.

Proyek SIGMA PKR 10514 diluncurkan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia pada bulan Agustus 2010 atau era pemerintahan Presiden SBY. Kementerian Pertahanan Indonesia itu memberikan kontrak untuk DSNS pembangunan PKR SIGMA 10514 pertama pada bulan Desember 2012.

Tetapi pemotongan baja pertama dilakukan pada bulan Januari 2014 dan keel dibaringkan pada April 2014 di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Indonesia.

Sementara kontrak untuk pembangunan kapal kedua  ditandatangani pada bulan Februari 2013 dengan  baja pertama dipotong pada bulan September 2014 dan peletakan pada Desember 2014.

Empat dari enam modul inti dibangun di galangan kapal Surabaya, sedangkan dua sisanya dibangun dan diuji di galangan kapal Vlissingen di Belanda. Kapal dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 2017.

Pada November 2013, Thales dianugerahi kontrak oleh DSNS untuk memberikan suite sistem misi untuk dua frigat pertama.

Next: Dari Desain, Senjata, Hingga Kinerja