Langkah langka Angkatan Laut untuk menempatkan tiga kapal induk di Pasifik secara bersamaan akan menciptakan tampilan utama kekuatan laut Amerika pada saat Presiden Donald Trump berencana mengunjungi wilayah tersebut untuk pertama kalinya minggu depan.
Tiga kapal induk Angkatan Laut yang membawa lebih dari 20.000 pelaut, ratusan pesawat terbang dan beragam kapal perusak dan kapal penjelajah semuanya akan tampil di wilayah operasi Armada 7 yang berbasis di Jepang.
Ini adalah kejadian yang tidak biasa dan datang pada saat ketegangan meningkat dengan Korea Utara, yang telah berulang kali mengancam Amerika Serikat dan melanjutkan tes rudal selama beberapa bulan terakhir.
Letnan Jenderal TNI Kenneth McKenzie Jr. kepada wartawan Kamis 26 Oktober 2017 mengatakan terakhir kali Angkatan Laut mengoperasikan tiga kelompok pengangkut bersama-sama pada tahun 2007. Kapal induk USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt akan bergabung dengan kapal induk USS Ronald Reagan yang berbasis di Jepang.
Sebuah latihan gabungan yang melibatkan ketiga operator tersebut belum diumumkan, namun pejabat Angkatan Laut yang berbicara mengenai kondisi anonimitas sebagaimana dikutip Defense News Sabtu 28 Oktober 2017 mengatakan bahwa perencanaan tersebut sedang dilakukan.
Diharapkan bahwa ketiga kapal induk tersebut bertemu di satu titik untuk melakukan foto. Sesuatu yang secara operasional tidak ada pengaruhnya sama sekali. Tetapi hal ini akan memberi gambaran kepada negara-negara lain bagaimana besarnya kekuatan mereka.
Gedung Putih telah mengumumkan perjalanan 12 hari Trump ke Asia mulai pada 3 November. Trump akan melakukan pemberhentian di Hawaii, Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam dan Filipina.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan jadwal penyebaran kapal induk secara bresamaan ini ditetapkan beberapa bulan sebelum Gedung Putih menyelesaikan rencananya untuk kunjungan Trump.
“Ini tentu bukan sesuatu yang kami rencanakan untuk berkoordinasi dengan orang lain,” kata pejabat pertahanan tersebut, yang meminta namanya dirahasiakan karena dia tidak berwenang untuk berbicara mengenai masalah ini.
Seorang pejabat lain juga mengatakan bahwa saat direncanakan untuk menumpuk tiga kapal induk di Pasifik disusun, yang menjadi dasar pertimbangan bukan Korea Utara. Tetapi perselisihan mendidih mengenai klaim China di Laut China Selatan.
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford berada di Korea Selatan minggu ini juga mengatakan pergerakan tiga kapal induk itu sudah direncanakan sejak berbulan-bulan, bukan manuver mendadak. Dunford mengatakan bahwa kapal induk tersebut tidak ditargetkan secara khusus untuk Korea Utara.
Namun, banyak pakar Angkatan Laut mengatakan bahwa tidak dapat dipungkiri bila banyaknya kekuatan udara dan laut berkumpul di wilayah di mana seorang presiden Amerika sedang berkunjung ke halaman Korea Utara adalah sebuah pesan dan unjuk kekuatan.
“Tidak diragukan lagi banyak pengamat akan mencatat pertemuan tersebut,” kata Jan van Tol, seorang pensiunan navy nakhoda yang memimpin kapal perang di Armada ke-7, mengatakan kepada Navy Times.
Menumpuknya kapal induk dalam sebuah komando , menurut Van Tol bukan hal yang biasa. Namun, dia menambahkan, “Yang akan menarik adalah jika salah satu atau kedua kapal induk yang berbasis di West Coast [Nimitz dan Theodore] berlabuh di Jepang atau Korea Selatan. Itu mungkin akan memberi isyarat kepada aktor daerah,” kata van Tol.
Angkatan Laut memiliki total 10 kapal induk, dan tidak satupun dari mereka berada di wilayah komando pusat Amerika yang membawahi salah satunya wilayah Teluk.
Beberapa orang telah menyatakan keprihatinannya bahwa, dalam situasi ketegangan tinggi seperti yang memburuk antara Washington dan Pyongyang, sedikit salah langkah atau kesalahpahaman bisa memicu konflik.
Secara operasional, tiga kapal induk adalah “jumlahajaib,” kata Jerry Hendrix, seorang pensiunan kapten Angkatan Laut yang sekarang menjadi anggota senior di lembaga think tank Center for a New American Security.
Satu kapal induk dapat beroperasi 12 sampai 14 jam sehari sebelum harus ditutup untuk perawatan dek dan istirahat awak.
Dua kapal induk dapat beroperasi selama 24 jam sehari, namun hanya selama enam hari berturut-turut. Pada hari ketujuh, salah satu kapal harus melakukan perawatan sementara yang lain akan melakukannya pada hari kedelapan.
“Tetapi ketika Anda sampai ke tiga kapal induk, Anda bisa mendapatkan reaksi kritis di mana Anda bisa beroperasi 24/7/365 [24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan 365 hari dalam setahun],” kata Hendrix kepada Angkatan Laut.
Meski begitu, Hendrix berpendapat ketiga kapal induk tersebut lebih merupakan kasus “diplomasi koersif” daripada persiapan operasi militer.
Kelompok tempur mengirim pesan tidak hanya ke Korea Utara, tetapi juga ke China, tempat Trump diperkirakan akan berkunjung bulan depan.