Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan pada Jumat 27 Oktober 2017 menyusul referendum beberapa waktu lalu yang dimenangkan kelompok yang ingin melepaskan diri dari Spanyol. Tetapi sejauh ini belum ada negara yang mengakui kemerdekaannya, bahkan negara-negara besar menolaknya.
Dua negara besar Eropa Inggris dan Jerman serta Amerika Serikat menyatakan tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia yang dideklarasikan Jumat 27 Oktober 2017.
Juru bicara Kantor Perdana Inggris mengatakan deklarasi itu didasarkan pada pemungutan suara yang sebelumnya telah dinyatakan ilegal.
Tak lama setelah parlemen Catalonia melakukan pemungutan suara untuk mendeklasikan kemerdekaan dari Spanyol, parlemen Spanyol memberikan persetujuan bagi Madrid untuk menerapkan pemerintahan secara langsung terhadap Catalonia.
“Kerajaan Inggris tidak dan tidak akan mengakui pernyataan kemerdekaan sepihak yang dilakukan oleh parlemen wilayah Catalonia,” kata juru bicara Jumat.
“[Pernyataan kemerdekaan] itu didasarkan pada pemungutan suara yang sebelumnya dinyatakan ilegal oleh pengadilan Spanyol. Kami selanjutnya ingin melihat bahwa aturan hukum ditegakkan, undang-undang dasar Spanyol dihormati serta kesatuan Spanyol dipelihara,” tambah juru bicara.
Sementara Jerman sebelumnya mengatakan mendukung pemerintah Spanyol dalam persengketaan Madrid dengan para separatis di Catalonia dan Jerman tidak akan mengakui kemerdekaan hasil pemungutan suara oleh parlemen Catalonia.
Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan Berlin memperhatikan perkembangan situasi tersebut dengan keprihatinan. Pemerintah Jerman menganggap bahwa pernyataan kemerdekaan secara sepihak merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kedaulatan dan kesatuan wilayah Spanyol.
Pemerintah Spanyol pada Jumat menerapkan pemerintahan langsung terhadap Catalonia, menggugurkan status ekonomi wilayah itu kurang dari satu jam setelah parlemen Catalonia menyatakan kemerdekaan wilayah tersebut. “Pemerintah Jerman tidak mengakui pernyataan kemerdekaan seperti itu,” kata juru bicara.
Ia menambahkan bahwa Berlin mendukung “sikap jelas” Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy dalam upayanya mengembalikan ketertiban ketenangan dan ketertiban.
“Kami berharap bahwa semua pihak terkait akan memanfaatkan kemungkinan yang masih ada untuk melakukan dialog dan menurunkan ketegangan,” tambahnya.
Di Brussels, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk mengatakan bahwa kemerdekaan tidak mengubah apa pun dan Uni Eropa hanya akan berurusan dengan pemerintah pusat di Madrid.
Di Washington, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan negaranya mendukung usaha Madrid menjaga Spanyol tetap bersatu dan Catalonia adalah bagian tidak terpisahkan dari negara tersebut.
Sementara itu pemerintah Spanyol bergerak untuk menerapkan pemerintahan langsung pada Catalonia, mencabut wilayah tersebut dari status otonominya kurang dari satu jam setelah parlemen Catalonia mengumumkan kemerdekaan dalam menunjukkan penentangannya.
Meskipun pernyataan Catalonia diduga menjadi tindakan menimbulkan bencana, gerakan kedua pihak membawa kemelut politik terburuk Spanyol dalam empat dasawarsa ke tingkat baru dan mungkin berbahaya.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy meminta tenang dan mengatakan bahwa aturan hukum akan dipulihkan di Catalonia, tempat pemberontak sejak lama memimpikan negara terpisah.
Kerumunan lebih dari 2.000 pendukung kemerdekaan berkumpul di taman Ciutadella di luar parlemen daerah di Barcelona, meneriakkan “Merdeka” di Catalonia dan menyanyikan lagu tradisional saat pemungutan suara kemerdekaan selesai.
Mosi tersebut disahkan di parlemen setelah perdebatan sengit dari pendukung dan penentang kemerdekaan, yang mengatakan Catalonia adalah negara demokratis mandiri, berdaulat dan sosial.
Pemimpin Katalan Carles Puigdemont meninggalkan ruangan itu untuk teriakan “Presiden!” dan walikota yang datang dari daerah terpencil mengacungkan tongkat seremonial mereka dan menyanyikan lagu kebangsaan Katalan “Els Segadors” (Para Penuai).
Namun, segera setelah berita tentang pemungutan suara, tempat tiga partai oposisi memboikot, saham dan obligasi Spanyol terjual habis, dan mencerminkan kekhawatiran bisnis akibat gejolak di wilayah kaya tersebut.
Dalam waktu sejam, majelis tinggi parlemen Spanyol di Madrid memberi wewenang kepada pemerintah Rajoy untuk memerintah Catalonia secara langsung, langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Spanyol sejak demokrasi kembali pada akhir 1970-an.