Rusia: NATO Terus Menambah Kekuatan, Masa Kami Diam Saja
NATO

Rusia: NATO Terus Menambah Kekuatan, Masa Kami Diam Saja

Rusia menegaskan tentu tidak akan berdiam diri jika NATO terus menumpuk kekuatannya di perbatasan negara tersebut. Terlebih jika NATO menciptakan unit baru yang jelas akan memerlukan respons Rusia.

“Jelas bagi semua orang bahwa Rusia tidak terlibat dalam agresi terhadap negara lain. Rusia memiliki tentara paling kuat di dunia, namun pada saat bersamaan, kita tidak memulai penciptaan kelompok baru di Barat atau arah lain. Jika itu benar-benar terjadi, kita pasti akan bereaksi dengan meningkatkan potensi militer kita ke arah barat, ” kata Wakil Ketua Komite Pertahanan Duma Negara Rusia Yuri Shvytkin Kamis 26 Oktober 2017.

Sebelumnya  The Wall Street Journal, mengutip pejabat sekutu, melaporkan bahwa NATO akan menyetujui pembentukan dua unit baru untuk melawan ancaman Rusia.

Pada tahun 2009, diplomat AS dan Rusia sepakat untuk menekan tombol “Reset”, yang dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara. Moskow setuju untuk membantu Washington dengan operasi transit dan operasi militernya di Afghanistan.

Gedung Putih, pada gilirannya, mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan rencana yang dicetuskan pemerintahan Bush untuk membangun perisai pertahanan rudal di Eropa.

Namun, Rusia menilai ide “reset” tidak bertahan lama. NATO telah secara signifikan meningkatkan kehadirannya di Eropa Timur setelah meletusnya krisis Ukraina pada tahun 2014, dengan menggunakan dugaan campur tangan Rusia dalam urusan internal Ukraina sebagai dalih.

Pada tahun 2016, NATO mengirim empat kelompok pertempuran yang terdiri dari 1.000 tentara ke perbatasan Rusia, diikuti oleh peluncuran rudal jarak jauh Patriot ke Lithuania sebagai bagian dari latihan Tobruk Legacy.