Pejabat NATO: Turki Menghadapi Konsekuensi dari Pembelian S-400
S-400

Pejabat NATO: Turki Menghadapi Konsekuensi dari Pembelian S-400

Seorang pejabat tinggi NATO memperingatkan konsekuensi yang akan diterima  Turki jika anggota aliansi tersebut membeli sistem pertahanan udara Rusia.

Jenderal Petr Pavel, ketua Komite Militer NATO, mengatakan bahwa meski setiap negara bebas membuat keputusan sendiri, termasuk  pembelian  S-400 Turki, namun hal akan menghalangi Ankara menjadi bagian dari sistem pertahanan udara terpadu dengan NATO. Hal ini akan dapat mengakibatkan pembatasan teknis lainnya.

“Kedaulatan jelas ada dalam akuisisi peralatan pertahanan, namun dengan cara yang sama seperti negara-negara berdaulat dalam membuat keputusan, mereka juga berdaulat dalam menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut,” kata Pavel mengatakan kepada  wartawan sebagaimana dilansir Defense News Kamis 26 Oktober 2017.

Meski Turki dikabarkan telah membayar uang muka dari S-400 pada September lalu, Pavel meyakini Ankara belum menandatangani dokumen akhir mengenai kesepakatan tersebut.

Keprihatinan lain yang dilontarkan Pavel tentang sistem itu adalah jika sistem pertahanan rudal NATO tidak terintegrasi dengan S-400, kehadirannya semata-mata menciptakan tantangan bagi aset sekutu yang berpotensi ditempatkan di wilayah negara tersebut.

Terutama, Turki adalah negara mitra sekaligus pusat perawatan untuk F-35 Joint Strike, yang merupakan pusat kekuatan udara masa depan beberapa negara NATO, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Beberapa ahli telah mempertanyakan apakah S-400 yang aktif di Turki bisa mendapatkan informasi tentang jet siluman yang bisa berdampak operasional.

Namun, Pavel mengatakan bahwa Turki tetap menjadi bagian penting NATO meski sejumlah anggota telah khawatir pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan akan keluar dari demokrasi.

“Ketika sampai pada  demokratis, tunjukkan satu negara yang sempurna. Tidak ada yang sempurna,” kata Pavel.  “Tidak ada yang bisa membantah peran Turki sebagai sekutu adalah sangat penting.”