Setelah serangan 9 September 2001, Amerika menyerang, menggulingkan Taliban, membunuh Osama Bin Laden. Namun perang Afghanistan masih jauh dari selesai dan terus menyeret Amerika dalam perang terpanjang dalam sejarahnya.
Solusi terakhir yang diluncurkan Presiden Trump adalah mengirimkan beberapa ribu pasukan tambahn untuk menyelesaikan perang tersebut. Tetapi tetap saja banyak pihak meragukan Amerika bisa menuntaskan semuanya.
Erik Prince mengatakan bahwa dia memiliki gagasan yang lebih baik yakni cukup menggunakan 2.000 personel Pasukan Khusus Amerika, ditambah 6.000 orang tentara bayaran atau tentara swasta. Prince adalah pendiri Blackwater, kontraktor militer swasta yang cukup ternama.
Militer menggunakan kontraktor untuk memberikan keamanan, pengiriman surat, tentara penyelamatan dan banyak lagi. Kontraktor swasta sering melakukan pekerjaan dengan baik.
“Kami melakukan misi sebuah misi resupply dengan helikopter,” kata Prince sebagaimana ditulis John Stossel dari Fox News Rabu 25 Oktober 2017. “Kami menggunakan dua helikopter dan delapan orang. Sementara Angkatan Laut melakukannya dengan 35 orang.”
John Stossel bertanya, “Mengapa Angkatan Laut menggunakan 35 orang?”
Prince menjawab, “Laksamana yang mengatakan, Saya membutuhkan 35 orang untuk melakukan misi itu,’ dan tidak perlu membayarnya. Bila Anda mendapatkan barang gratis, Anda menggunakan lebih banyak dari itu.”
Prince juga mengklaim militer lamban menyesuaikan diri. Di Afghanistan, menggunakan peralatan yang dirancang untuk melawan Uni Soviet, tidak ideal untuk menemukan musuh yang tinggal di gua atau beroperasi dari truk pickup.
“Apakah pemerintah perlu segera menyesuaikan diri? Tanya John Stossel.
“Tidak, tidak,” jawab Prince. “Dalam 16 tahun peperangan, tentara tidak pernah menyesuaikan bagaimana penerapannya – tidak pernah membuat mereka lebih kecil dan lebih gesit. Anda sebenarnya bisa melakukan semua misi kontra-pemberontakan di Afghanistan dengan pesawat baling-baling.”
Sejauh ini, Trump, menurut Stossel mengabaikan saran Prince. Trump, seperti kebanyakan orang, skeptis terhadap kontraktor militer. Kata “tentara bayaran” memiliki reputasi buruk.
Tapi kontraktor swasta telah berjuang untuk Amerika sejak Amerika ada. Koloni Jamestown, Plymouth dan Massachusetts semua menyewa keamanan pribadi. Selama Perang Revolusi, Kongres Kontinental memberi wewenang “privateers” – kapal milik pribadi – untuk melawan kapal-kapal Inggris.
Sebelum Amerika secara resmi memasuki Perang Dunia II, beberapa pilot Amerika menghasilkan uang secara pribadi untuk melawan Jepang. Mereka dikenal sebagai ‘Flying Tigers’. “Pasar memiliki cara untuk menyediakan barang-barang ketika pemerintah tidak bisa,” kata Prince.
Kantor Anggaran Kongres mengatakan bahwa meskipun mereka menghemat uang pemerintah selama masa damai, selama perang “biaya kontrak keamanan pribadi sebanding dengan unit militer Amerika.”
Ekonom Tyler Cowen menunjukkan bahwa kontraktor swasta dapat membuat masalah besar. Di Irak, kata Cowen, penggunaan kontraktor mungkin telah menjadi salah satu penyebab masalah di negara tersebut juga sulit diselesaikan.
Dan di Irak, karyawan Prince membunuh warga sipil. Empat pegawai Blackwater akhirnya dihukum karena melakukan pembunuhan.
Prince menjawab, “Orang-orang itu melakukan lebih dari seratus ribu misi, misi pelindung, di zona perang yang berbahaya. Dalam kurang dari 1 persen dari semua misi tersebut, orang-orang tersebut pernah melepaskan senjata api.” Pemerintah juga memiliki catatan kesalahan, kematian sipil dan kejahatan perang lainnya.
Pada tahun 2010, Prince pilih menjual perusahaan keamanannya dan pindah ke proyek lain. Dia membujuk Uni Emirat Arab untuk mendanai sebuah pasukan anti-bajak laut swasta di Somalia. PBB menyebut hal itu sebagai “pelanggaran yang kurang ajar” dari embargo senjata, namun Prince tetap maju.
Tentara bayarannya menyerang bajak laut setiap kali mereka sampai di dekat pantai. Tentara pribadinya, ditambah kapal dagang akhirnya mempersenjatai diri mereka sendiri, sebagian besar mengakhiri pembajakan di belahan dunia itu. Pada tahun 2010, perompak Somalia mengambil lebih dari seribu sandera. Pada 2014, mereka tidak menangkap satupun.
“Apakah Anda bahkan mendengar tentang kesuksesan itu?” tulis John Stossel. Dia sendiri mengatakan belum pernah melakukan penelitian tentang Prince. Media menurut John Stossel tidak suka melaporkan hal baik tentang tentara swasta ini.
Komentator Keith Olbermann bahkan menyebut Blackwater sebagai “perusahaan kriminal yang mengerikan.”
Prince sendiri mengatakan tentara swasta kerap difitnah meski mereka sering sukses menjalankan misi membantu pemerintah.