Apes, Sandi Dipegang Kurdi, Irak Tak Bisa Operasikan Tambang Minyak Kirkuk
Pasukan Irak

Apes, Sandi Dipegang Kurdi, Irak Tak Bisa Operasikan Tambang Minyak Kirkuk

Ladang minyak saat dikuasai Kurdi

Serangan militer lebih telah menghentikan separuh produksi minyak Kurdistan dan memangkas ekspor ke pasar global melalui Turki hingga dua pertiga. Sumber Kurdi kepada Reuters mengatakan penurunan ekspor telah merampas pendapatan Kurdi lebih dari US$ 200 juta selama sepekan terakhir.

Hal ini juga telah menimbulkan pukulan lebih lanjut terhadap keuangan daerah yang disiksa dengan perang melawan ISIS dan turunnya harga minyak.

Menurut teknisi Irak dan Kurdi, melanjutkan produksi dan ekspor minyak normal akan menjadi tantangan dan akan memakan waktu setidaknya seminggu lagi dan hanya akan berhasil jika para insinyur Irak dan Kurdi setuju untuk bekerja sama.

Menurut sumber Kurdi yang lain, pada  Selasa 24 Oktober 2017, pejabat NOC meminta perusahaan  Kar Group Kurdi untuk mengirim kembali pekerjanya. Insinyur Irak memerlukan panduan bagaimana mengoperasikan peralatan yang  dipasang di Bai Hassan dan Avana tersebut.

Stasiun pemompaan dan operasional untuk kedua ladang minyak tersebut berada di kota Dahuk, yang tidak seperti Kirkuk masih berada di bawah kendali pasukan Peshmerga. “Fasilitas minyak di Kirkuk  seperti kotak terkunci dan hanya kru mereka yang memiliki kata sandinya,” kata insinyur Irak tersebut.

Kelompok Kar, sejauh ini menahan diri untuk tidak kembali tanpa jaminan keamanan, menurut sumber yang dekat dengan perusahaan tersebut.

Kirkuk, salah satu daerah minyak tertua dan paling terkenal di Timur Tengah, telah lama berada di bawah kendali pasukan Irak sampai negara tersebut diserang ISIS. Pada tahun 2014, wilayah itu dirampas oleh Peshmerga, pasukan keamanan resmi Kurdi Irak.

Hal itu memungkinkan Kurdistan untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang menurutnya historis milik Kurdi dan meningkatkan ekspor dari ladang minyak sambil meminjam miliaran dolar dari perusahaan Rusia, Rosneft.

“Kita perlu mencari tahu siapa mendapatkan apa ketika ladang minyak itu melanjutkan produksi. Saat ini potensi perpecahan pendapatan jauh dari jelas,” kata sumber industri minyak Kurdi.

Sebelum referendum, Kurdistan Irak mengekspor sekitar 600.000 bpd minyak mentah melalui Turki, yang menurutnya telah membuatnya hampir sepenuhnya bebas secara ekonomi karena dapat membayar tagihannya sendiri tanpa perlu menunggu transfer anggaran dari Baghdad.

Berdasarkan kesepakatan dengan Baghdad, Kurdistan mengekspor 5.040.000 bpd atas nama pemerintah di kota Erbil dan sekitar 60.000 bph atas nama NOC.

Dengan hilangnya kontrol wilayah Kirkuk, Kurdistan secara teori hanya akan memiliki  250.000-300.000 bpd dari outputnya sendiri yang akan kurang untuk menutupi utangnya.

Vitol, Glencore, Petraco dan Trafigura telah meminjamkan Kurdistan sejumlah US$ 2,5 miliar dan Rosneft  Rusia telah meminjamkan sejumlah US$ 1,2 miliar. Bos Glencore Ivan Glasenberg mengatakan pekan lalu bahwa dia tidak dapat mengesampingkan penjadwalan ulang pembayaran tersebut.