Ilmuwan Korea Utara dikabarkan telah menguji mesin roket baru dengan bahan bakar padat pada bulan Oktober 2017.
Sumber pemerintah Amerika Seikat yang memiliki pengetahuan tentang program rudal balistik Korea Utara mengatakan kepada The Diplomat Rabu 25 Oktober 2017 tes tersebut dilakukan di situs pengujian bahan bakar padat Korea Utara di Hamhung, di pantai timur negara itu.
Jika benar maka pengujian ini menjadi tes bahan bakar padat pertama setelah pengujian serupa pada Maret 2016. Saat itu Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un melihat sebuah uji coba yang oleh media Korea Utara digambarkan sebagai “mesin roket bahan bakar padat bertenaga tinggi.” Mesin diuji dalam konfigurasi horizontal tidak vertikal sebagaimana mesin rudal balistik berbahan bakar cair.
Pada bulan September 2017, media Jepang Asahi Shimbun melaporkan uji coba mesin bahan bakar padat baru untuk rudal balistik diluncurkan di bawah laut di Sinpo, namun tidak ada konfirmasi dari Amerika Korea Utara melakukan pengujian itu.
Sampai saat ini, mesin bahan bakar padat yang besar telah dikaitkan dengan keluarga rudal balistik Korea Utara Pukguksong (Polaris). Mesin pertama kali terlihat pada Maret 2016 di rudal balistik KN11 / Pukguksong-1 yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM), yang awalnya merupakan rudal dengan berbahan bakar cair dan akhirnya beralih ke desain bahan bakar padat.
Pada bulan Februari 2017, Korut meluncurkan rudal berbahan bakar padat lain yakni rudal jarak menengah KN15 / Pukguksong-2.
Kim Jong-un mengumumkan operasi Pukguksong-2 awal tahun ini setelah tes penerbangan kedua dan meminta produksi massal. Intelijen militer Amerika telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Pukguksong-2 telah memasuki produksi di Korea Utara.
Tidak jelas mesin yang diuji pada bulan Oktober 2017 ini akan digunakan untuk rudal apa. Juga tidak bisa dipastikan apakah mesin yang diuji serupa dengan pengujian pada bulan Maret 2016 atau mungkin lebih besar lagi. Namun, intelijen militer Amerika sebagaimana dikutip Diplomat menilai mesin baru tersebut berbeda dengan yang diuji pada Maret 2016.
Korea Utara mungkin mengembangkan rudal ketiga dalam seri Pukguksong, yaitu Pukguksong-3. Sejauh ini, hanya ada satu bukti yang menunjukkan bahwa rudal semacam itu mungkin ada. Pada akhir Agustus, ketika Kim Jong-un mengunjungi Institut Bahan Kimia, Akademi Ilmu Pertahanan yang sebuah poster di fasilitas untuk SLBM dua tahap dengan label “Pukguksong-3.”
Selain itu, Korea Utara diketahui telah melakukan beberapa tes ejeksi SLBM di darat. Intelijen Amerika mencatat tes ejeksi di galangan kapal selam utama Korea Utara di Sinpo pada tanggal 30 Mei, 18 Juli, 25 Juli dan 30 Juli 2017.
Propelan padat kemungkinan akan memainkan peran penting dalam pengembangan program rudal balistik Korea Utara. Pada parade bulan April tahun ini, Korea Utara mendemonstrasikan dua rudal antar benua berukuran besar mirip seperti DF-41 China atau Topol-M Rusia.
Di luar dua rudal Pukguksong yang diuji penerbangan, Korea Utara diketahui hanya menggunakan propelan padat untuk artileri roketnya atau rudal jarak dekat KN02 / Toksa.
Propelan padat, meski lebih sulit diproduksi daripada yang berbahan bakar cair dapat memberikan berbagai manfaat strategis yang penting. Tidak seperti rudal cair, yang sebagian besar harus diisi sebelum digunakan, propelan padat dapat ditempatkan ke dalam casing rudal hingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menembakkan.
Manfaat lain dari properti propelan padat ini adalah rudal yang menggunakan jenis bahan bakar ini akan bisa mencapai jarak yang lebih jauh.