More

    Mengapa 4 Tentara Amerika Tewas di Niger? Bahkan Jenderal Tertinggi pun Tidak Tahu

    on

    |

    views

    and

    comments

    Kematian empat anggota Pasukan Khusus Amerika di Niger pada awal Oktober ini telah memunculkan kontroversi politik karena perseteruan Presiden Donald Trump dengan janda salah satu tentara yang terbunuh dalam operasi tersebut. Dan Pentagon semakin membuat orang bertanya-tanya karena lembaga itupun bahkan tidak tahu kenapa militer meraka bisa tewas.

    Pada Senin 23 Oktober 2017, Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford yang merupakan jenderal tertinggi di Amerika akhirnya memberikan penjelasan paling rinci tentang situasi tersebut. Dunford menjelaskan tentang waktu kejadian dan apa yang menyebabkan Sersan. La David Johnson dan tiga personel Baret Hijau lainnya meninggal.

    Tetapi apa yang paling mencolok dalam sambutannya adalah bahkan perwira tertinggi Pentagon itu sangat sedikit tahu tentang bagaimana dan mengapa misi di negara Niger, Afrika Barat itu menjadi sangat salah.

    Berulang kali, Dunford mengulangi bahwa ia hanya memiliki informasi terbatas tentang apa yang sebenarnya terjadi di Niger. Mungkin pertanyaan terbesar yang beredar – bagaimana tentara elit AS bibsa kontak senjata dengan kekuatan musuh di sebuah misi yang mereka sebut noncombat dan dengan risiko rendah? Dunford pun mengakui ketidaktahuan sepenuhnya dan menjanjikan jawaban setelah militer mengakhiri penyelidikan internal yang panjang.

    Apa yang terjadi di Niger mengingatkan apa yang terjadi pada awal-awal setelah serangan teroris di Benghazi, Libya. Situasi di mana ada sesuatu yang salah, tapi tidak segera jelas siapa yang harus disalahkan.

    Intinya, kehadiran Amerika di Niger adalah misi tentang kontraterorisme. Sejak pemerintahan George W. Bush, Amerika telah bekerja sama dengan pemerintah muslim di Afrika Barat untuk melawan kelompok-kelompok radikal.

    Kehadiran Amerika di sana meningkat cukup jauh di bawah pemerintahan Obama, yang mengirim pasukan khusus untuk melatih dan membantu mitra lokal dalam melawan kelompok al-Qaeda dan ISIS yang beroperasi di wilayah tersebut. Pasukan Amerika pertama tiba di Niger secara khusus pada tahun 2012.

    Johnson dan 12 anggota skuad orang lainnya adalah personel Green Baret, cabang Angkatan Darat Amerika yang dirancang khusus untuk melatih militer asing. Mereka dikirim keluar dengan pasukan Nigerien pada tanggal 3 Oktober untuk apa yang menurut Dunford, seharusnya merupakan operasi yang cukup rutin.

    “Itu direncanakan sebagai misi pengintaian,” kata Dunford sebagaimana dilaporkan Fox. “Kemungkinan kontak musuh [dianggap] tidak mungkin.”

    Penilaian itu ternyata sangat salah. Para prajurit menghabiskan malam tanggal 3 Oktober di lapangan – Dunford tidak jelas apakah ini direncanakan atau diimprovisasi – dan bertemu dengan pasukan musuh keesokan harinya, 4 Oktober.

    Musuh-musuh, kata Dunford, adalah “pejuang suku lokal ” yang berafiliasi dengan kelompok ISIS setempat yang disebut Amerika sebagai Islamic State in Greater Sahel (ISGS). Dia tidak memberikan informasi identitas selain itu.

    Setelah satu jam pertempuran, pasukan Johnson meminta bantuan. Aset udara terdekat adalah jet Mirage Perancis. Negara ini memang memiliki kehadiran pasukan yang lebih  di Afrika Barat yang merupakan bekas wilayah kolonialnya.

    Butuh setengah jam untuk jet Perancis bersiap-siap, dan setengah jam lagi mereka tiba di tempat kejadian. Bala bantuan darat dari militer Nigerien menyusul beberapa saat sesudahnya.

    Dalam pertempuran sambil menunggu datangnya bantuan  tiga tentara – Staf Sgt. Bryan Black, Staf Sgt. Jeremiah Johnson, dan Staf Sgt. Dustin Wright – terbunuh atau terluka parah.  Sgt. La David Johnson hilang selama kekacauan tersebut. Amerika butuh waktu dua hari untuk mencari sebelum kemudian menemukan dalam kondisi meninggal. Tidak jelas, apakah Johnson meninggal dalam pertempuran atau sesudahnya.

    Dan Dunford tidak bisa memastikannya. “Segalanya yang yang saya katakan akan menjadi spekulasi.”

    Menteri Pertahanan Jim Matis juga dilaporkan tidak sabar untuk mendapatkan lebih banyak jawaban. Dunford secara terbuka mengakui selama press conference bahwa banyak rincian penting tentang misi tersebut masih belum diketahui, termasuk:

    1. Apakah tentara AS diberi informasi intelijen yang salah sebelum misi yang membuat mereka keliru menyimpulkan bahwa itu berisiko rendah?
    2. Apakah misi berubah dari pengintaian sederhana ke hal lain? Dan jika demikian, atas perintah siapa?
    3. Bagaimana mereka bias kehilangan tentara Amerika selama dua hari?
    4. Mengapa dibutuhkan satu jam penuh sebelum tentara di darat meminta bantuan?
    5. Mengapa Amerika harus mengandalkan pesawat Perancis untuk menyelamatkan pasukannya?

    Pertanyaan-pertanyaan ini, menurut Dunford, semuanya akan diselidiki secara internal. Untuk saat ini, informasi itu hanya sangat terbatas.

    Ini sangat mirip dengan hari-hari awal serangan Benghazi. Setelah Duta Besar Amerika untuk Libya Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya terbunuh pada 11 September 2012, publik Amerika dengan cepat menuntut jawaban tentang apa yang mereka lakukan di kota Libya yang kacau dan bagaimana bencana itu bisa terjadi. Tetapi tidak ada jawaban yang bisa diberikan dengan cepat.

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this