Raqqa Mirip Dresden Jerman Yang Hancur Saat Perang Dunia II
Raqqa setelah pemboman koalisi pimpinan Amerika

Raqqa Mirip Dresden Jerman Yang Hancur Saat Perang Dunia II

Rusia menyebut kondisi Kota Raqqa Suriah saat ini mirip dengan Kota Dresden Jerman yang hancur lebur karena dibombardir Amerika dan sekutunya pada Perang Dunia II. Hal ini dilakukan karena koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika melakukan serangan membabi-buta dengan carpet bombing.

“Raqqa telah mengulangi nasib Dresden tahun 1945, yang terhapus karena pemboman Inggris-Amerika,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Jenderal-Mayor Igor Konashenkov Minggu 22 Oktober 2017.

Dia juga mengatakan ribuan warga sipil Suriah terbunuh karena serangan yang disebut sebagai aksi barbar tersebut.

Saat ini  Washington, Paris dan Berlin mengumumkan dengan mendesak bahwa mereka mengalokasikan jutaan dolar dan euro untuk pemulihan kehidupan  di sana. Namun Rusia menyebut apa yang mereka lakukan dengan cepat itu adalah untuk  “menyembunyikan bukti pemboman barbar oleh pesawat tempur Amerika dan ‘koalisi ‘, yang mengakibatkan ribuan warga sipil terkubur di bawah reruntuhan.

Dresden Jerm,an setelah dimbombardir sekutu saat Perang Dunia II

Jenderal tersebut mencatat pernyataan  yang dibuat oleh perwakilan pemerintah Amerika mengenai ‘kemenangan luar biasa’ dalam mengalahkan ISIS di Raqqa menyebabkan kebingungan. Perwakilan Kementerian Pertahanan tersebut berbicara tentang pernyataan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, yang diterbitkan pada hari Jumat, di mana dia mengatakan pembebasan Raqqa merupakan tonggak penting dalam perang global melawan ISIS.

Sebelum itu, Pentagon mengatakan bahwa koalisi internasional yang dipimpin AS bersama-sama dengan Pasukan Demokrat Suriah dan pasukan pemerintah Irak membebaskan lebih dari 87% Irak dan Suriah.

“Imajinasi Washington adalah bahwa ISIS hanya mengendalikan Raqqa – sebuah kota provinsi, di mana sekitar 200.000 orang hidup sebelum perang, dan dengan memulai operasi lima bulan koalisi untuk membebaskan  tidak lebih dari 45.000,” katanya.

“Bandingkan dengan  Deir ez-Zor dengan daerah  yang luas di pinggiran sungai Efrat sebelum perang memiliki populasi lebih dari 500.000, dan pasukan Suriah mendapat dukungan dari Angkatan Udara Rusia sepuluh hari untuk membebaskan semua wilayah tersebut,” tambahnya.

Menurut juru bicara, Deir ez-Zor, tidak seperti Raqqa yang hancur dalam pemboman tersebut, sekarang setiap hari  ribuan warga sipil  kembali ke rumah mereka untuk memulihkan kehidupan damai di sana.

Baca juga:

10 Serangan Udara Paling Menghancurkan dalam Sejarah