Langkah pemerintah Indonesia dengan mengirimkan nota diplomatik kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan memanggil wakil duta besar AS di Jakarta untuk menjelaskan kenapa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dilarang masuk ke Amerika dinilai tidak cukup. Seharusnya Indonesia mengajukan protes tidak sekadar klairifikasi untuk mendapat informasi dari Amerika.
“Mengenai masalah perjalanan Panglima TNI ke US, Pemerintah RI seharusnya bukan minta klarifikasi tapi menyampaikan protes kepada pihak AS,” kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal melalui akun Twitter-nya, Minggu 22 Oktober 2017.
Sementara Evan Laksmana, peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan penolakan terhadap Panglima TNI adalah sebuah masalah bilateral yang serius. Dia tidak percaya alasan penolakan Gatot masuk Amerika terkait kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang kerap digunakan alasan Amerika.
Keraguan ini karena Gatot ditolak pada menit-menit akhir sebelum dia terbang. Selain itu Jenderal Gatot sudah pernah ke Amerika sebelumnya. Terakhir Gatot pergi ke Amerika pada sekitar Februari 2017 dan tidak ada masalah.
“Tidak jelas apakah ini diterapkan kepada Gatot, seperti yang pernah dilakukannya dalam operasi di Timor tapi saya tidak bisa mengingat namanya dikaitkan dengan suatu investigasi kasus,” kata Evan melalui Twitter.
Panglima TNI sedianya akan menghadiri undangan Kepala Komanda Staf Gabungan Jenderal Joseph F. Dunford Jr, dalam acara di Washington pada 23-24 Oktober. Tidak jelas alasan Nurmantyo ditolak masuk AS. Sebelumnya, Panglima TNI tidak pernah punya masalah dan terakhir mengunjungi AS pada Februari 2016.
“Kami telah meminta klarifikasi dari AS. kepada Kementerian Luar Negeri AS dan juga Kedutaan Besar AS di Jakarta dan sampai sekarang kami masih menunggu klarifikasi,” Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam pernyataan resminya, menyatakan bahwa telah berkomunikasi dengan staf Panglima TNI terkait perjalanan ke Washington. Namun, tidak menjelaskan lebih jauh isi komunikasi tersebut.
“Duta Besar Joseph Donovan telah meminta maaf kepada Menlu Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Jenderal Gatot,” demikian pernyataan Kedutaan Besar AS.