Site icon

Media Korea Sebut Jet Tempur KFX akan Aborsi

Media Korea Selatan meragukan proyek pembangunan jet tempur KFX bersama Indonesia dan disebut sebagai IFX akan berhasil. Korea Selatan dinilai belum memiliki kemampuan untuk membangun jet tempur sendiri.

Media berbahasa Korea Sohu dan XCN News menilai pembangunan jet tempur ini akan menghadapi masalah yang mengancam akan aborsi alias gagal lahir.

Dilaporkan sejak kemunculan pesawat tempur generasi kelima China J-20 banyak negara mulai mengikuti untuk mencoba membangun jet tempur siluman empat  seperti Jepang, Korea Selatan, Turki dan bahkan bahkan Iran pun mengklaim  mengembangkan pesawat tempur kelas ini. Seolah-olah hal itu bisa dilakukan dengan begitu mudahnya.

Dan sejumlah media Jepang melaporkan bahwa proyek tempur KFX Korea Selatan pada akhirnya diturunkan kelasnya menjadi jet tempur generasi ke-4+ yang berarti tidak akan memiliki kemampuan siluman. Meski selama ini banyak pihak masih mencoba membandingkan jet tempur tersebut dengan J-31 China.

Padahal, Korea Selatan pada awal tahun 2003 mengembangkan ide jet tempur generasi kelima  juga telah mencari beberapa negara untuk bekerja sama namun tidak ada kemajuan nyata. Hingga 2014, Korea Selatan dan pemerintah Indonesia menandatangani kesepakatan  untuk menginvestasikan sekitar US$10 miliar  untuk mengembangkan pesawat tempur KFX.

Kemudian pada 22 November 2015 kedua belah pihak memastikan bahwa proyek KFX dibuka secara resmi. Kedua belah pihak sepakat untuk total investasi sekitar US$10 miliar  , dimana 80% investasi dari Korea Selatan dan Indonesia menginvestasikan 20%. Indonesia dapat berpartisipasi dalam bagian rancangan pesawat tempur dan memiliki beberapa hak kekayaan intelektual. Dari enam prototipe satu dari akan diberikan ke Indonesia.

Menurut rencana semula pada 2025 jet tempur KFX akan diproduksi dengan Korea Selatan akan membeli 250 jet tempur ini guna menggantikan pesawat tempur F-4 dan F-5 mereka termasuk pada akhirnya mengganti pesawat tempur F-16.

Selain itu pesawat juga dapat diekspor yang tentu akan memberikan penghasilan. “Tetapi sekarang sepertinya segala macam mimpi indah itu telah runtuh,” tulis Sohu Minggu 22 Oktober 2017.

Pesawat tempur KFX dirancang  memiliki performa stealth yang tinggi,  juga dilengkapi radar AESA  canggih, desain ini harus sangat sesuai dengan kebutuhan tempur udara di masa depan. Namun dengan tidak adanya dukungan dari Amerika Serikat maka membuat jet tempur sekelas itu dinilai Sohu sebagai omong kosong.

Bahkan sejumlah media menyebutkan Indonesia sendiri sudah melihat proyek KFX  sebagai dilemma hingga akhirnya menghentikan pendanaan proyek KFX. Sampai saat ini tidak ada konfirmasi resmi dari Indonesia tentang kabar tersebut.

Sejumlah media Korea Selatan mengatakan industri penerbangan Korea Selatan telah terjebak dalam tahap perakitan suku cadang, meski dalam beberapa tahun terakhir mencoba menghasilkan komponen inti dari jet tempur T-50 yang dibangun bersama Amerika.

“Anda dapat mengatakan bahwa Korea Selatan tidak memiliki pengalaman dan manufaktur jet tempur yang canggih. Kemampuan, bahkan laboratorium terowongan angin yang paling dasar, bahan siluman, sistem avionik, mesin dan  manufaktur lainnya Korea Selatan tidak memiliki.  Sehingga Indonesia memilih menyerah untuk terus menyuntikkan modal adalah pilihan yang paling cerdas,” lanjut Sohu

“Indonesia telah menolak untuk melanjutkan  pendanaan proyek KFX  karena  telah melihat kebenaran, tidak ada sebuah negara dapat merancang dan memproduksi jet tempur generasi kelima yang maju, jika Anda tidak mengerti kekuatan mereka sendiri. Ini hanya akan membuang waktu dan uang.”

Saat ini, di dunia hanya China dan Amerika Serikat yang telah terbukti mengembangkan jet tempur generasi kelima sendiri.  Bahkan Rusia sampai saat ini belum masuk ke fase produksi dari jet tempur generasi kelima mereka yang dikenal sebagai T-50 dan sekarang telah diubah menjadi Su-57.

 

Exit mobile version