Site icon

Belanda Mendapat Buk dari Georgia, Digunakan untuk Menguji F-35

TASS

Militer Belanda telah menerima dari Georgia sebuah sistem rudal anti-pesawat Buk yang sebenarnya digunakan untuk menyelidiki jatuhnya pesawat Malaysia Airlines Flight 17 (MH17). Tentu saja ini akan merugikan Rusia sebagai pihak yang memproduksi dan menggunakan senjata jenis tersebut.

Tlevisi Belanda RTL Nieuws melaporkan pada  21 Februari 2017, agen intelijen militer Belanda dan Dinas Keamanan Belanda terbang ke Georgia dengan pesawat kargo Hercules milik Kementerian Pertahanan. Di Georgia, mereka diberi rudal Buk oleh pemerintah setempat. Keesokan harinya pesawat kembali dan mengirim rudal tersebut ke pangkalan udara militer Gilze-Rijen.

Kantor Kejaksaan Agung Georgia mengkonfirmasi laporan tersebut Kamis 19 Oktober 2017, dengan mengatakan  pihak Belanda meminta bantuan hukum Georgia pada tanggal 27 Januari. Georgia setuju untuk membantu dan menyerahkan rudal Buk ke Belanda pada bulan Februari.

Seorang perwakilan dari kantor kejaksaan Belanda juga mengkonfirmasi laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa Belanda telah mengajukan permohonan bantuan hukum ke Georgia setelah berkonsultasi dengan Lembaga Forensik Belanda untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin.

“Untuk alasan ini, Joint Investigative Group (JIT) telah menghubungi beberapa negara, termasuk Finlandia, Ukraina dan Georgia. Sesuai dengan Resolusi 2166, Georgia memberikan bantuan hukum yang diperlukan, dan pada awal 2017 rudal Buk tersedia bagi investigasi,” katanya.

Saluran TV Belanda, mengacu pada sumbernya sendiri, juga mengatakan bahwa rudal Buk juga telah tersedia di Kementerian Pertahanan Belanda, yang berusaha memperoleh wawasan tentang fitur roket tersebut.  Kementerian ingin tahu sejauh mana rudal tersebut dapat menjadi ancaman bagi pesawat F-35  Joint Strike Fighter yang baru.

Edisi tersebut mencatat bahwa ini bukan rudal pertama yang digunakan oleh Belanda dalam penyelidikan kecelakaan MH17. Sebelumnya, tes dilakukan di Finlandia, di mana kekuatan peledak rudal diuji.

MH17 Boeing 777 milik Malaysia Airlines yang berangkat dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ditembak jatuh pada 17 Juli 2014, di wilayah yang diduduki militan di wilayah Donetsk.

Semua orang di pesawat yang berjumlah 298 orang meninggal dunia. Mereka berasal dari 10 negara dengan mayoritas korban yakni 196 orang adalah warga negara Belanda.

Dewan Keamanan Belanda pada tanggal 13 Oktober 2015 mengeluarkan laporan tentang penyebab kecelakaan tersebut. Terungkap bahwa pesawat tersebut  ditembak jatuh oleh sistem rudal anti-pesawat Buk.

Tim Investigasi Gabungan dalam laporan yang dipublikasikan pada 28 September 2016, membenarkan  pesawat tersebut ditembak jatuh rudal buatan Rusia yang dibawa ke Ukraina.

Jaksa Agung Belanda Fred Westerbeke mengatakan bahwa kantornya telah mengidentifikasi 100 “orang yang menarik” dalam penyelidikan tersebut, termasuk mereka yang mengatur dan mengawasi pengangkutan peluncur pulang pergi Rusia ke Ukraina.

Exit mobile version