
Lantas siapa yang paling bersalah atas insiden berbahaya ini? Detil kejadian disimpan rapat hingga sulit untuk mencari jawabannya. Tetapi muncul pertanyaan bagaimana bisa kapal tidak saling mendeteksi di jarak yang sedemikian dekat dan bagaimana bisa di laut yang luas kedua kapal bertemu di satu titik.
Kapal selam memiliki karakter untuk berusaha bersembunyi serapat mungkin di dasar laut. Kapal selam rudal balistik tidak betugas untuk memburu kapal selam, tetapu merayap dengan diam-diam untuk mencapai titik serang sebelum melakukan serangan ke darat. Hal ini menjadikan mereka dibangun untuk benar-benar sulit dideteksi.
Namun, dengan jarak yang sangat dekat hingga kemudian bertabrakan, tetap saja membuat orang heran bagaimana bisa tidak saling mendeteksi. Menteri Pertahanan Prancis kala itu Hervé Morin hanya mengatakan dengan nada sombong, “Kami menghadapi masalah teknologi sangat sederhana, yaitu bahwa kapal selam ini tidak terdeteksi.”
Sebuah kapal selam yang tenggelam dapat menggunakan sonar aktif atau pasif untuk mendeteksi kapal selam lainnya. Sonar pasif pada dasarnya untuk mendengarkan air di sekitarnya, tapi itu mungkin tidak cukup untuk mendeteksi kapal selam modern yang bergerak lambat.
Sebuah kapal selam bisa menggunakan sonar aktif untuk menciptakan gelombang suara yang mencerminkan objek bawah laut lainnya, meningkatkan daya deteksi. Namun demikian juga akan menyiarkan posisi kapal selam kepada orang lain yang mendengarkan.
Karena kapal selam rudal balistik harus menghindari deteksi, baik Triomphant dan Vanguard murni mengandalkan sonar pasif.
Ini mungkin tampak sangat tidak mungkin bahwa dua kapal selam bertemu satu sama lain secara acak di laut yang begitu luas. Namun, penjelasannya mungkin bahwa awak kapal selam cenderung untuk beroperasi di jalur tertentu .
“Kedua angkatan laut ingin beroperasi di daerah yang tenang, daerah yang dalam, kira-kira jarak yang sama dari pelabuhan rumah mereka,” kata insinyur nuklir John Kuat dalam sebuah wawancara dengan BBC. “Jadi Anda menemukan alasan daerah ini aka nada beberapa kapal selam, tidak hanya milik Prancis dan Royal Navy, tetapi juga dari Rusia dan Amerika Serikat.”
Solusi untuk menghindari tabrakan lebih lanjut adalah koordinasi patrol kapal selam antar Negara untuk menghindari operasi di tempat yang sama pada saat yang sama. Tetapi ini bertentangan dengan logika paranoid yang mendasari patroli kapal selam rudal balistik.
Dalam situasi damai, memberi tahu posisi ke sekutu mungkin bisa, tetapi bagaimana jika dalam situasi perang? Melaporkan posisi mereka kepada Negara lain akan sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan musuh.
Prancis dikritik tidak berbagi rute patroli dengan NATO, tetapi faktanya informasi pengelolaan ruang air bersama antara Inggris dan Amerika Serikat tidak termasuk kapal selam rudal balistik.
Pada akhirnya tabrakan Triomphant-Vanguard yang sekilas menjadi hal yang aneh pada akhirnya memang sangat mungkin terjadi. Dua kekuatan nuklir yang merayap di bawah lau benar-benar buta dengan keadaan di sekitarnya hingga kemudian tabrakan tak bisa dihindarkan.
Baca juga: