Angkatan Laut Indonesia (TNI AU) memutuskan untuk menunda pensiun frigat kelas Ahmad Yani. Kapal ini akan diperpanjang operasinya setidaknya satu tahun lagi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan kekuatan, terutama di wilayah Laut China Selatan.
Mengutip sumber Komando Armada Wilayah Barat (Koarmabar) IHS Jane melaporkan Kamis 19 Oktober 2017, bahwa pada Februari 2016 Indonesia memunculkan rencana untuk mulai mempensiun frigat kelas Ahmad Yani pertama pada tahun 2017. Selanjutnya setiap tahun ada satu kapal ditarik hingga yang terakhir pada 2022.
Namun, mengingat perkembangan Kelas Martadinata (SIGMA 10514) saat ini, dan kewajiban layanan yang sedang berjalan, jadwal tersebut tertunda sekitar satu tahun lagi untuk memastikan tidak ada kesenjangan operasional dalam kapasitas penyebaran armada terutama di Natuna. Laut dimana saat ini semakin banyak kasus penangkapan ikan.
Indonesia menugaskan kapal kelas Martadinata pertama, KRI Raden Eddy Martadinata (331), pada bulan April 2017. Kelas kedua, yang kemudian dikenal sebagai KRI I Gusti Ngurah Rai (332) diluncurkan oleh PT PAL pada bulan September 2016. Negara ini diharapkan dapat memperoleh kapal-kapal berikut di kelas ini, namun proses pengadaan formal untuk ini belum dimulai.
Kapal-kapal kelas Ahmad Yani TNI-AL sebelumnya beroperasi dengan Angkatan Laut Belanda sebagai kelas Van Speijk. Setelah beroperasi selama 20 tahun, kapal-kapal tersebut dipindahkan ke Indonesia antara tahun 1986 dan 1989.