Amerika Serikat terus mengembangkan sayap perangnya ke berbagai negara. Pentagon untuk pertama mengkonfirmasi telah melakukan serangan udara dengan menggunakan drone ke wilayah Yaman.
Seperti yang sudah-sudah, Amerika Serikat menggunakan alasan untuk memburu kelompok garis keras yakni ISIS cabang Yaman sebagai alasan untuk melakukan serangan tersebut. Yaman, seperti halnya Suriah, dan negara-negara lain di Afrika tidak secara resmi dideklarasikan perang oleh Washington, tetapi secara konstan serangan terus dilakukan.
Menurut penduduk setempat, pesawat tanpa tanpa awak Amerika Serikat meluncurkan sekitar 12 rudal pada posisi militan di Yakla dan al-Abl di provinsi al-Bayda bagian selatan.
Mereka mengatakan jumlah korban yang disebabkan oleh serangan tersebut tidak segera jelas karena penduduk setempat terlalu takut untuk mendekati lokasi tersebut saat pesawat Amerika melayang di atas area tersebut selama berjam-jam.
Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Amerika telah melakukan serangan pada Senin 16 Oktober 2017 serta membunuh puluhan anggota ISIS. Serangan dilakukan ke dua kamp di mana pejuang dilatih menggunakan senapan mesin dan peluncur granat.
Ini adalah konfirmasi pertama Amerika melakukan serangan drone ke Yaman, meski diyakini selama ini Amerika berkali-kali melakukan serangan serupa tetapi tidak pernah diakui secara resmi.
Warga membantah laporan tersebut dengan mengatakan bahwa pejuang yang ditargetkan adalah kelompok afiliasi al Qaeda yang ditempatkan di daerah tersebut untuk memerangi milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran sebagai bagian dari perang sipil Yaman, yang dimulai pada tahun 2015.
Konflik yang kompleks ini membawa konstelasi suku, unit militer dan faksi politik satu sama lain dalam persaingan kacau yang memungkinkan kelompok garis keras militan seperti Al Qaeda dan ISIS berkembang.
Amerika Serikat memberikan dukungan senjata dan logistik kepada koalisi militer pimpinan-Saudi yang telah meluncurkan serangan udara hampir setiap hari terhadap Houthi untuk mencoba mengembalikan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
Al Qaeda di Yaman, salah satu cabang jaringan global yang paling kuat dan telah merencanakan untuk menjatuhkan pesawat terbang Amerika serta mengaku bertanggung jawab atas serangan tahun 2015 di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris.
Yakla, salah satu situs yang menjadi target serangan Amerika Serikat pada bulan Januari yang menargetkan tersangka militan Al Qaeda oleh pasukan khusus Navy SEAL. Sebanyak 30 orang termasuk 10 wanita dan anak-anak tewas dalam serangan tersebut. Sementara di pihak Amerika satu orang personel Navy SEAL tewas dan sebuah MV-22 Osprey hancur.