Site icon

31 Tewas Karena Serangan Drone Amerika di Perbatasan Pakistan-Afghanistan

Dua serangan yang diduga dari drone Amerika Serikat menewaskan sedikitnya 31 orang di pegunungan perbatasan Pakistan-Afghanistan. Serangan dilakukan menyusul aksi demo sehari sebelumnya yang menewaskan 20 orang.

Sumber pemerintah dan militan menyebutkan serangan  terjadi beberapa hari setelah pasangan Kanada-Amerika yang disandera Taliban dibebaskan dari daerah tersebut di barat laut Pakistan, menimbulkan catatan positif langka dalam hubungannya dengan Amerika.

Pada Jumat, pesawat tanpa awak Amerika terlihat mengudara di lokasi, tempat seorang warga Amerika Caitlan Coleman, dan suaminya warga Kanada, Joshua Boyle, serta ketiga anak mereka yang terlahir dalam tahanan, dibebaskan, setelah diculik oleh jaringan Haqqani saat wisata beransel di Afghanistan pada 2012.

“Empat pesawat tanpa awak menembakkan enam misil dalam serangan Senin [16 Oktober], dan empat lainnya tewas dalam dua serangan pada Selasa,” kata Baseer Khan Wazir, pejabat administratif tertinggi di Kurram Agency, bagian dari permukiman suku yang dikelola secara federal oleh Pakistan.

Pesawat tak berawak tersebut menembakkan misil ke tempat persembunyian Taliban, menewaskan sedikitnya 31 orang selama dua hari.

“Dua puluh orang tewas kemarin [Senin], kebanyakan dari Taliban Afghanistan, dan 11 lainnya tewas dalam serangan hari ini [Selasa],” kata Wazir.

Sumber-sumber Taliban mengatakan 18 anggota militan Haqqani berbasis di Pakistan, yang bersekutu dengan Taliban, tewas dalam serangan Senin lalu dan enam lainnya dalam satu serangan pada Selasa.

“Ada beberapa rumah bangunan terbuat dari tanah liat yang digunakan oleh mujahidin [pejuang Taliban Afghanistan],” ujar seorang anggota Taliban Afghanistan, yang meminta untuk tidak disebutkan identitasnya.

Tidak ada militan profil tinggi yang berada di daerah tersebut ketika pesawat tanpa awak itu menargetkan dua atau tiga kamp yang berbeda, tambahnya. Meski begitu, sumber Taliban lainnya mengatakan dua komandan tewas dalam serangan pada Senin.

Saksi mata mengatakan bahwa mereka mendengar pesawat tak berawak itu dan melihat asap tebal sebelum melihat 20 peti mati darurat keluar dari daerah tersebut. Penduduk daerah tersebut mengatakan bahwa aksi demo tersebut tidak lebih dari 300 meter dari perbatasan Pakistan.

“Selalu ada beberapa pesawat tanpa awak kecil mengudara di atas daerah perbatasan ini, namun ini adalah pertama kalinya empat pesawat tak berawak tampak pada saat bersamaan,” ujar Kurram, penduduk Gulab Sher.

 

Exit mobile version