Sekitar 400.000 anak-anak masih mengungsi dari Mosul, satu tahun setelah dimulainya serangan militer untuk merebut kembali kota terbesar kedua di Irak tersebut dari ISIS.
ISIS secara efektif runtuh pada bulan Juli, ketika pasukan Irak yang didukung Amerika kembali mengambil Mosul yang menjadi ibukota de facto kelompok tersebut di Irak, setelah pertempuran sembilan bulan yang melelahkan. Tetapi itu tidak menjadikan pengungsi bisa kembali ke rumah mereka.
“Hanya karena pertempuran di Mosul telah berhenti tidak berarti kebutuhan kemanusiaan tidak besar. Bahkan anak-anak membutuhkan bantuan kita sekarang lebih dari sebelumnya – mereka yang masih telantar dan mereka yang kembali untuk melihat apa yang tersisa dari rumah mereka,” kata direktur Save the Children yang berbasis di London, Ana Locsin.
“Sebagian besar Mosul telah menjadi puing, sekolah, rumah, rumah sakit, jalan, taman bermain dan taman hancur. Saya telah berbicara dengan puluhan anak yang dihantui oleh pengalaman mereka, meninggalkan bekas luka psikologis yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sembuh,” Locsin mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin 15 Oktober 2017 dan dilansir Reuters.
Dengan jatuhnya Mosul dan kota-kota kecil lainnya di negara bagian utara dan barat, satu-satunya wilayah yang masih terkendali ISIS di Irak adalah bentangan di sepanjang perbatasan barat dengan Suriah, tempat kelompok militan juga mundur.