Angkatan Udara Israel mengatakan jet tempur miliknya menghancurkan sebuah baterai anti-pesawat terbang di sebelah timur ibukota Suriah, Damaskus, pada Senin 16 Oktober 2017. Insiden tersebut belum dikonfirmasi oleh pemerintah Suriah.
Menurut Israel serangann ini sebagai tindakan pembalasan setelah jet-jet Israel ditargetkan dengan rudal anti-pesawat yang diluncurkan dari wilayah Suriah. Juru bicara militer tersebut mengatakan bahwa tidak ada tembakan yang dikonfirmasi dilakukan Suriah. Jet ditargetkan ketika melakukan misi pengintaian rutin di Lebanon.
Israel justru menyalahkan pemerintah Suriah atas insiden tersebut, namun pihaknya telah menyatakan bahwa pihaknya “mempertahankan kemampuannya untuk menggagalkan permusuhan terhadap warga sipil Israel.”
Menurut salah satu kepala layanan pers militer Israel, Tel Aviv juga memberi tahu Rusia bahwa ada kehadiran militer Suriah yang melakukan serangan udara.
“Rusia diberitahu secara real time, atau mungkin sesaat sebelum [serangan],” kata pejabat militer tersebut sebagaimana dikutip Sputnik Senin 16 Oktober 2017. Namun, Israel mengatakan bahwa pihaknya “tidak bermaksud untuk mengacaukan situasi.”
Insiden tersebut merupakan yang terbaru dalam rangkaian yang telah terjadi antara Israel dan Suriah. Israel telah berulang kali melakukan pembalasan atas serangan yang dituduh berasal dari wilayah Suriah. Sebagian besar terjadi di Dataran Tinggi Golan, yang dikenal secara internasional sebagai wilayah Suriah.
Dua pertiga dari wilayah ini direbut Israel selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, dengan sebuah perjanjian damai tidak pernah ditandatangani oleh para pihak. Suriah mencoba merebut kembali Dataran Tinggi Golan selama perang Timur Tengah 1973. Para pihak menandatangani gencatan senjata pada tahun 1974 dan sebuah pasukan pengamat PBB telah berada di jalur gencatan senjata sejak saat itu.
Aneksasi Israel terhadap Dataran Tinggi Golan tidak diakui secara internasional. Menurut resolusi PBB yang diadopsi pada tahun 1981 setelah pemungutan suara parlemen Israel untuk melegitimasi perebutan wilayah tersebut, Dataran Tinggi Golan dianggap sebagai bagian dari wilayah Suriah yang diduduki.
Pada tahun 2008, PBB kembali mengutuk pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan sebagai tindakan ilegal dan menuntut kembalinya ke Suriah. Tel Aviv mengecam resolusi tersebut dan menyarankan Suriah untuk melepaskan tuntutan atas Dataran Tinggi Golan.