Amerika Semakin Ditinggalkan? Bahrain Juga Berminat Beli S-400
S-400

Amerika Semakin Ditinggalkan? Bahrain Juga Berminat Beli S-400

Setelah Turki dan Arab Saudi, kini giliran Bahrain yang menyatakan ketertarikannya pada sistem pertahanan udara S-400 Rusia.  Nasser bin Hamad Al Khalifa, komandan Garda Kerajaan Bahrain, mengatakan kedua negara sedang dalam pembicaraan mengenai pasokan sistem pertahanan udara canggih tersebut.

“Kami saat ini dalam tahap negosiasi, tapi dengan bantuan Tuhan kami akan menyelesaikan proses ini,” katanya kepada wartawan di pameran BIDEC Senin 16 Oktober 2017.

“Bahrain dan Rusia telah menjalin kerja sama yang luas di sektor militer. Pertemuan diadakan, negosiasi sedang berlangsung, hubungan juga telah terjalin antara kepemimpinan dua negara. Kami ingin memperkuat hubungan kita dan meningkatkan jumlah senjata Rusia di Pasukan Pertahanan Bahrain,” tambahnya.

Bahrain menjadi negara Timur Tengah kedua setelah Arab Saudi yang menyatakan akan membeli senjata ini. Bahrain juga dikenal negara yang selama ini banyak menggunakan senjata buatan Amerika.

Rusia dan Arab Saudi menyepakati pasokan S-400 selama kunjungan  Raja Saudi ke Moskow awal bulan ini. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada  9 Oktober bahwa kesepakatan untuk memasok Arab Saudi dengan S-400 SAM memiliki prospek bagus.

Sementara itu, Vladimir Kozhin, pembantu presiden Rusia yang bertugas dalam kerja sama teknis militer, mengatakan bahwa kesepakatan S-400 dengan Saudi akan berlangsung dalam waktu dekat dan saat ini sedang berlangsung negosiasi dan koordinasi.

Negara regional lainnya, Turki telah melakukan pembayaran uang muka untuk sistem pertahanan udara ini. Pada 12 September, Moskow dan Ankara mencapai kesepakatan mengenai pengiriman sistem S-400 ke Turki.

Seperti halnya Bahrain, Turki dan Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang menggunakan senjata buatan Amerika. Hal ini semakin memunculkan banyak spekulasi sekutu Amerika sedikit demi sedikit mulai berpaling.

Triumph S-400 adalah sistem rudal permukaan ke udara Rusia yang membawa tiga jenis rudal yang berbeda yang mampu menghancurkan target udara pada jarak dekat hingga jarak yang sangat jauh. Sistem ini mampu menargetkan pesawat, drone dan rudal.