Pada tahun 2007, Angkatan Bersenjata Norwegia membeli 3.450 set peralatan komunikasi Quiet Pro untuk komunikasi antar personel sekaligus melindungi telinga dari ledakan keras.
Namun peralatan yang dibeli dengan menghabiskan dana sekitar US$ 5 juta atau sekitar Rp67 miliar tersebut sedikit sekali yang bisa digunakan. Dengan kata lain satu unit seharga sekitar Rp20 juta
“Peralatan ini memungkinkan komunikasi antara tentara dan unit, sementara pada saat yang sama berfungsi sebagai perlindungan pendengaran. Jika ada suara keras, perangkat ini akan menutupnya,” kata dewan senior Dewan Pertimbangan Materiel Norwegia, Asgeir Spange Brekke kepada penyiar televisi nasional Norwegia NRK.
Perangkat tersebut menjalani pengujian oleh Angkatan Bersenjata Norwegia dan mendapat persetujuan. Tapi 10 tahun setelah dipesan, hanya 40 penyumbat telinga high-end yang benar-benar digunakan karena adanya bahaya kesehatan.
Terlepas dari tes ekstensif, perangkat terbukti sangat dibesar-besarkan, karena pengguna dilaporkan menderita bisul, iritasi pada saluran telinga dan bahkan pendarahan aural. Penyelidikan selanjutnya mengungkapkan bahwa penyumbat telinga juga digunakan secara tidak benar, didorong terlalu jauh ke telinga dan digunakan dalam ukuran yang salah.
Situasinya ini sudah diketahui Angkatan Bersenjata di tahun 2009, dimana tingkat penggunaan peralatan anjlok. Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Darat Norwegia mengembangkan penyumbat telinga dalam berbagai ukuran, sekaligus meningkatkan perangkat dengan data baru yang secara keseluruhan menghabiskan anggaran US$31.500.
Meski begitu, perangkat tersebut belum sepenuhnya siap digunakan, karena 2.000 perangkat sedang menjalani upgrade perangkat lunak, namun kapan akan bisa digunakan tidak jelas juga.
Menurut Defense Logistics Organization (FLO), steker adalah penjaga terbaik mutlak melawan kerusakan pendengaran yang mereka hadapi selama ini.
Sebelumnya, gangguan pendengaran dinobatkan sebagai salah satu bahaya di Angkatan Bersenjata Norwegia, karena 31,4 persen personel Angkatan Laut yang bertugas aktif di kapal perang mengalami berbagai tingkat trauma aural.
Korvet kelas Skjold, yang dipuji oleh Angkatan Laut Norwegia sebagai kapal angkatan laut tercepat di dunia, terungkap sangat berbahaya di telinga.
“Di kapal ini, saya pasti merekomendasikan tidur dengan perlindungan pendengaran,” kata peneliti lingkungan kerja Erlend Sunde dari Universitas Bergen seperti dikutip kepada NRK.