Denmark berencana untuk secara serius memperkuat kemampuan pertahanannya, dengan menyuntikkan tambahan dana US$2 miliar atau hampir Rp27 triliun ke dalam angkatan bersenjata. Kekahwatiran tentangn ancaman Rusia menjadi alasan penambahan dana yang cukup besar tersebut.
Dalam proposal baru-baru ini yang diajukan oleh Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen dan Menteri Pertahanan Claus Hjort Frederiksen, Denmark akan meningkatkan anggaran militer negara Nordik tersebut sebesar US$ 2 miliar sampai 2023.
Løkke Rasmussen membenarkan usulan tersebut dengan mengatakan bahwa Denmark menghadapi ancaman yang lebih besar daripada sebelumnya.
Sementara Hjort Frederiksen tidak menggunakan kata-kata ancaman tetapi menyebut Rusia sebagai sebuah kekhawatiran.
“Mereka [Rusia] semakin agresif dalam perilaku mereka, tidak sedikit ke negara-negara Baltik. Rusia juga semakin terlibat dalam latihan militer, mereka menyiapkan rudal di Kaliningrad, yang mungkin dapat mencapai Kopenhagen, Stockholm dan negara-negara Baltik. Ini hanya satu dari hal-hal yang harus kita hadapi, ” kata Claus Hjort Frederiksen kepada Radio Denmark.
Hjort Frederiksen menekankan bahwa perjanjian pertahanan baru yang bertentangan dengan pendahulunya, akan memberikan fokus yang lebih besar pada ancaman terhadap Denmark dan sekutu NATO-nya di Baltik.
Untuk menyumbangkan kekuatannya bagi pencegahan NATO terhadap Rusia, pemerintah Denmark ingin membangun 4.000 brigade kuat untuk dikirim ke misi internasional dengan pemberitahuan enam bulan, selain sekitar 200 tentara Denmark berangkat ke Estonia untuk melindungi sekutu mereka sebagai bagian dari ujung tombak pasukan NATO. Untuk memastikan tujuan ini, Denmark berencana untuk merekrut 500 militer baru setiap tahun.
Selain itu, frigat Denmark akan ditingkatkan kapasitasnya agar mampu menembak jatuh rudal yang berpotensi diluncurkan dari Kaliningrad dan menawarkan perlindungan dari serangan kapal selam.
Penekanan besar juga akan dilakukan untuk mencegah ancaman serangan cyber. Hjort Frederiksen mengatakan status Denmark sebagai salah satu negara paling digital didunia memang merupakan aset, namun juga membuat negara Nordik tersebut sangat rentan.
“Saya yakin serangan cyber bisa terbukti menghancurkan Denmark seperti agresi militer langsung. Misalnya, jika orang berpikir bahwa kita tidak dapat membayar uang pensiun, kepanikan nasional akan terjadi,” kata Claus Hjort Frederiksen.
Inisiatif pemerintah tersebut berarti bahwa pengeluaran pertahanan Denmark melonjak menjadi 1,3 persen dari PDB negara tersebut. Meski meningkat tetapi masih jauh kewajiban anggota NATO sebesar 2,0 persen.
Denmark, sebuah negara berpenduduk 5,5 juta jiwa, memiliki tentara wajib militer yang terdiri dari sekitar 20.000 tentara dan 55.000 cadangan. Namun, karena Denmark memiliki industri militer kecil dan sangat khusus, sebagian besar peralatan yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Denmark diimpor dari NATO atau negara-negara Nordik lainnya seperti Swedia dan Finlandia.