Ketegangan di Eropa Timur sepertinya akan semakin meningkat setelah Norwegia mengatakan pihaknya merencanakan untuk mengirim sebuah batalyon lapis baja di dekat perbatasan Arktik dengan Rusia dan membeli lebih banyak tank dan artileri untuk merespons ancaman yang terus meningkat.
Menteri Pertahanan Ine Eriksen Soereide pada pernyataanya Jumat 13 Oktober 2017 tidak menyebutkan Rusia saat dia menggambarkan rencana pertahanan negara dan mengatakan bahwa dia tidak melihat ancaman militer yang spesifik saat ini.
Namun anggota NATO dan negara-negara terdekat lainnya telah semakin khawatir dengan ambisi Moskow, terutama setelah aneksasi wilayah Krimea di Ukraina pada tahun 2014 dan manuver angkatan laut dan angkatan udara di wilayah tersebut.
“Situasi keamanan telah menjadi lebih menantang dan kurang dapat diprediksi. Ini memiliki konsekuensi bagaimana kita mengatur militer,” kata Soereide kepada wartawan sebagaimana dilaporkan Reuters.
Rencana tersebut meminta unit lapis baja – masih disebut sebagai batalion kavaleri – untuk ditempatkan di distrik Porsanger yang terpencil, di ujung utara di tepi sebuah jalur panjang yang mengarah ke Laut Barents, yang juga berbatasan dengan Rusia.
Mereka juga akan melakukan lebih banyak investasi untuk menempatkan tank, artileri dan senjata presisi jarak jauh di daerah tersebut dan lokasi lainnya di selatan, bersamaan dengan perpanjangan waktu yang harus dihabiskan orang di beberapa posisi layanan nasional sampai 16 dari 12 bulan.
“Kita harus bisa mempertahankan semua bagian negara kita. Ini adalah sinyal yang jelas bahwa kita memiliki tanggung jawab khusus di utara,” kata Soereide.
Pada bulan Juni, Rusia mengatakan bahwa keputusan Norwegia untuk memperluas kehadiran Marinir Amerika di tanahnya akan memperburuk hubungan dan dapat meningkatkan ketegangan di sayap utara NATO.