Seperti diketahui Rusia telah secara resmi menyebut jet tempur generasi kelima mereka yang sebelumnya dikenal sebagati T-50 sebagai Su-57. Ada pertanyaan mengganjal sebenarnya, kenapa memakai angka 57?
Meski tidak selalu berurutan, seri Sukhoi menggunakan angka yang berdekatan. Setelah Su-27 kemudian disusul dengan Su-30 yang kemudian ada Su-33, untuk varian berbasis kapal induk. Setelah itu muncul pesawat tempur bomber Su-34 dan akhirnya Su-35. Tetapi kenapa untuk jet tempur siluman pertama mereka Rusia menggunakan angka 57?
Mari kita menduga-duga. Meski tentu saja ini sekadar duga-duga yang tentu saja berpotensi salah atau benar. Jika dilihat angka 57 adalah jumlah dari 22+35, dua kode angka penting untuk pesawat siluman Amerika yakni F-22 dan F-35. Mungkinkah Rusia memang menggunakan gabungan dua angka tersebut untuk jet tempur terbaru mereka?
Masuk akal jika hal itu dijadikan alasan mengingat Su-57 memiliki sifat dari F-22 dan F-35. Seperti diketahui F-22 merupakan pesawat siluman superioritas udara dengan kemampuan manuver tinggi. Pesawat ini juga memiliki trust vectoring meski hanya bergerak ke dua arah yakni atas dan bawah.
Sedangkan Su-57 yang sampai saat ini belum mendapat julukan resmi dari NATO juga mewarisi sifat Flanker yang khas dengan kemampuan jungkir balik dengan ekstrem. Pesawat ini menggunakan trust vectoring yang bisa bergerak ke semua arah menjadikannya bisa membuat manuver tajam dan sudut serang tinggi.
Sementara F-35, dikenal sebagai pesawat siluman dengan kemampuan manuver yang tidak terlalu baik. Wajar, pesawat ini hanya memiliki satu mesin dan tidak menggunakan trust vectoring. Sejak awal, F-35 memang tidak dirancang untuk melakukan pertempuran udara jarak dekat. Dengan kemampuan elektronik tingkat tinggi, F-35 diharapkan akan memaksa lawan untuk hancur bahkan sebelum mengetahui di mana F-35 berada.
Kemampuan sensor canggih F-35 juga menjadikan pesawat ini sangat cocok untuk melakukan misi serangan darat, mata-mata dan juga menindas radar lawan.
Demikian juga dengan Su-57. Selain tingkat manuver tinggi, pesawat ini juga dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik dan sensor tinggi.
Sukhoi tengah menguji IMA BK (Integrated Modular Avionics of Combat Systems), sebuah sistem komputer canggih yang akan digunakan sebagai dukungan intelektual bagi pilot pesawat tempur siluman tersebut.
Pembangunan sistem komputer canggih ini telah dilakukan selama empat tahun terakhir dan ditujukan untuk menggantikan sistem komputer Baguette.
Dalam suite avionik terintegrasi T-50, komputer akan menjadi pusat kontrol pesawat, senjata dan pertahanan diri dan memberikan dukungan intelektual multifaset untuk pilot.
Komputer sebagai elektronik, navigator elektronik pilot dan insinyur elektronik penerbangan, melakukan identifikasi sasaran otomatis dan real-time, merencanakan rute secara optimal, penggunaan senjata dan pertahanan diri secara optimal. Selain itu juga akan menjadi sistem konfigurasi ulang dalam hal terjadi kegagalan. Ini hanya salah satu teknologi yang ada di Su-57 selain barisan sensor canggih yang dibenamkan di pesawat tersebut.
Jadi wajar jika Rusia mengganggap Su-57 membawa dua kemampuan yang dimiliki dua jet tempur siluman Amerika F-22 Raptor dan F-35 Lightening II. Tetapi apakah angka itu memang gabungan dari F-22 dan F-35 atau sekadar kebetulan, tentu tidak ada yang tahu.
Bisa juga kebetulan karena memang pemberian kode angka jet tempur baik Amerika dan Rusia tidak teratur. Setelah F-22 tidak ada pesawat lain dan langsung loncat ke F-35. Sementara Rusia juga pernah memiliki jet tempur Su-47 Berkut yang gagal produksi.
Namanya juga cuma duga-duga…